Page 106 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 106

Ringkasan

              Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Pandapotan Sinaga, mengkritisi keputusan Gubernur DKI Anies
              Baswedan  yang  merevisi  kenaikan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  2022  menjadi  5,1%.
              Pandapotan menilai keputusan itu menabrak aturan yang ditetapkan pemerintah pusat.



              PDIP DKI SEBUT KEPGUB TERKAIT REVISI UMP JADI 5,1% TABRAK ATURAN

              Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Pandapotan Sinaga, mengkritisi keputusan Gubernur DKI Anies
              Baswedan  yang  merevisi  kenaikan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  2022  menjadi  5,1%.
              Pandapotan menilai keputusan itu menabrak aturan yang ditetapkan pemerintah pusat.

              "Ini kan keputusan penetapan itu juga udah lintas daerah juga kan. Itu (dirumuskan) dari pusat
              juga, pasti udah koordinasi dengan pusat juga kan Disnaker, Kementerian juga mempertanyakan
              dasar perubahannya, revisi nya," kata Pandapotan kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).

              Sekretaris Komisi B DPRD DKI itu memandang Anies terkesan terburu-buru dalam menentukan
              besaran UMP. Semestinya, tak perlu ada revisi UMP jika besaran kenaikan dipikirkan melalui
              kajian  komprehensif.  Pandapotan  khawatir  revisi  ini  malah  menimbulkan  kisruh  antarpihak
              hingga menabrak aturan yang ditetapkan.

              "Kalau misalnya pada saat penetapan awalnya kenapa tidak dibikin kajian yang sangat matang
              sehingga jangan membuat kisruh, ini kan bisa menciptakan suasana kisruh perseteruan tidak
              kondusif antara pekerja dan pengusaha," ujarnya.

              "Iya (tabrak aturan). Dia udah tetapkan peraturan dia, dia rubah, kenapa buru-buru? Harusnya
              dia tetapkan dulu," sambungnya.

              Tak hanya itu, Pandapotan juga menilai revisi itu tak memiliki dasar hukum yang jelas. Sehingga,
              Dia menduga besaran UMP kali ini bakal direvisi ulang.
              "Apakah ada pertemuan dengan asosiasi pengusaha, terus mereka (Disnaker) bilang 'iya bang,
              ini masih kami pelajari nantinya', mungkin akan kita keluarkan lagi seakan-akan mengikuti, nggak
              tau lah apakah itu revisi atau nggak. Cuman artinya kan kebijakan yang dibuat tidak ini (fix),
              makanya saya lihat ada kemungkinan revisi lagi," sebutnya.
              Lebih lanjut, Pandapotan mengatakan Komisi B DPRD DKI berencana melakukan pemanggilan
              terhadap Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta terkait UMP. Rencananya,
              pemanggilan akan dilakukan dalam waktu dekat.

              "Kita mau jadwalkan supaya kita panggil Disnaker untuk rapat kerja," ujarnya.

              Sebagaimana diketahui, Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta menuai protes di
              kalangan  pengusaha.  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  meminta  seluruh  pihak  dapat
              objektif  melihat  situasi  perekonomian  saat  ini  yang  semakin  membaik  dalam  menentukan
              besaran UMP.


              "Jadi saya ingin sampaikan ke semua cobalah objektif, tahun lalu yang sulit saja itu 3,3%. Tahun
              ini ekonomi sudah bergerak, masa kita masih mengatakan 0,8 itu sebagai angka yang pas. Ini
              akal sehat aja nih, kan common sense," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka
              Selatan, Jakarta Pusat, Seni (20/12/2021).

              Anies awalnya mengatakan kenaikan UMP hanya sebesar 0,8 persen jika mengacu pada formula
              UMP yang diatur pemerintah. Sedangkan pada 2020, kenaikan UMP mencapai 3,3%. Padahal

                                                           105
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111