Page 94 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 94

Pihak yang pro kebijakan UM naik 5,1% yakni para pekerja/buruh, memuji keberanian Gubernur
              DKI Jakarta. Sebaliknya yang kontra, yakni para pengusaha, akan menggugat Gubernur DKI
              Jakarta. Karena Gubernur dianggap telah melanggar kesepakatan bersama dalam Tripartit, yakni
              kenaikan UM sebesar 0,8%.

              Menanggapi  hal  ini,  Kabiro  Humas  Kemnaker,  Chairul  Fadly  Harahap  menyikapi  demikian;
              Penetapan UM, harus mengacu pada PP nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan. Ketentuan
              pengupahan yang diatur dalam PP nomor 36 tahun 2021 tersebut, telah didasari kesepakatan
              unsur pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh dalam Tripartit.

              "Upah Minimum itu, penetapannya telah disepakati oleh tiga pihak. Yakni pekerja, pengusaha
              dan  pemerintah  dalam  Tripartit.  Upah  itu  memang  hak  pekerja,  tapi  harus  diingat  dan
              disesuaikan dengan kemampuan pengusaha pula," ujar Chairul Harahap.

              Dikatakan, penetapan Upah yang tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku, akan menimbulkan
              polemik di masyarakat. Seperti yang telah terjadi di provinsi DKI Jakarta. Menghadapi hal ini,
              Kemnaker siap memediasi pihak-pihak yang bersengketa. Terkait penetapan UM 2022 di Provinsi
              DKI Jakarta.

              "Kemnaker  telah  berkoordinasi  dengan  Kemendagri,  dalam  pembinaan  dan  pengawasan
              kebijakan daerah. Khususnya kebijakan Gubernur DKI Jakarta. Kemnaker juga siap hadir untuk
              mem-fasilitasi  perbedaan  pendapat  ini.  Termasuk  kenaikan  UM  DKI  Jakarta  yang  dinaikkan
              sepihak oleh Gubernur nya. Unsur pembinaan yang kita kedepannya," papar Chairul Harahap.
              (ira)..















































                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99