Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MARET 2021
P. 113

JKP  ini  akan  menjadi  tanggungan  pemerintah  untuk  membayarkan  iuran  ke  BPJS
              Ketenagakerjaan. Nantinya peserta akan mendapatkan manfaat selama 6 bulan jika terkena PHK.
              Besaran manfaat yang akan diterima sebesar 45 persen dari upah selama 3 bulan, dan 25 persen
              pada bulan berikutnya.

              4 Tantangan Pada kesempatan tersebut, Dirut Bpjamsostek Anggoro Eko Cahyo menyampaikan
              bahwa  dia  beserta  jajaran  direksi  siap  melaksanakan  amanah  Presiden,  dengan  menjunjung
              tinggi integritas, profesionalitas, dan tata kelola yang baik, serta tetap mengedepankan inovasi.

              "Secara umum dan berdasarkan ISSA, ada 4 tantangan yang siap kami hadapi ke depan, yang
              pertama yaitu perlindungan bagi seluruh tenaga kerja di Indonesia, kemudian perlindungan pada
              pasar tenaga kerja di era industry 4.0, peningkatan manfaat, kemudahan dan kecepatan layanan
              kami dan selanjutnya peningkatan IT Agility" ungkap Anggoro.

              Dia menjelaskan, dari kondisi jaminan sosial sekarang, pihaknya memiliki startegi besar dalam
              100 hari pertama yang disebut Same Day Service. Dia dan Direksi Bpjamsostek ingin memberikan
              dampak nyata yang langsung berdampak bagi tenaga kerja.

              Dalam  menjalankan  tugasnya,  Anggoro  telah  menetapkan  jajaran  direktur  teknis  yang
              membidangi  masing-masing  direktorat  yaitu  :  Direktur  Perencanaan  Strategis  dan  Teknologi
              Informasi - Pramudya Iriawan Buntoro Direktur Keuangan - Asep Rahmat Suwandha Direktur
              Umum dan SDM - Abdur Rahman Irsyadi Direktur Kepesertaan - Zainudin Direktur Pelayanan -
              Roswita Nilakurnia Direktur Pengembangan Investasi - Edwin Michael Ridwan Anggoro berharap
              sinergi  positif  yang  terjalin  dengan  DJSN  mampu  meningkatkan  kinerja  Bpjamsostek,  untuk
              mewujudkan  visi  dan  misi  dalam  memberikan  perlindungan  dan  pelayanan  terbaik  kepada
              peserta.

              "Dari sisi kepesertaan, kami akan memberikan dan memastikan kemudahan pendaftaran dan
              pembayaran  bagi  peserta.  Dari  sisi  layanan,  kami  akan  rebranding  layanan  mobile  dan
              mengembangkan layanan fully digital yang memanfaatkan teknologi biometric, kami juga sangat
              concern dengan data dan kolaborasi" ungkapnya.
              Sementara  itu,  Ketua  Dewan  Pengawas  Bpjamsostek,  Muhammad  Zuhri  menyatakan  siap
              bekerja  sama  dengan  jajaran  direksi  untuk  memastikan  kinerja  BPJS  Ketenagakerjaan  dan
              kesejahteraan pekerja di masa yang akan datang.

              "Kami membutuhkan partisipasi dan dukungan dari seluruh komponen masyarakat, terutama
              para  pekerja  agar  kami  mampu  menjalankan  tanggung  jawab  ini  dengan  sebaik-baiknya,"
              tambah Zuhri.

              Zuhri  mengungkapkan  6  lompatan  besar  yang  akan  dilakukan  Dewas  BPJAMSOTEK  dalam
              melaksanakan  perencanaan  pengawasan  antara  lain  peningkatan  kepesertaan  yang  berbasis
              sinkronisasi data kepesertaan, mendorong perbaikan pelayanan dengan pendekatan strategis,
              memperhatikan risiko operasional dan investasi, memenuhi standar operasional Bpjamsostek,
              menindaklanjuti rekomendasi DJSN dan pemeriksaan khusus BPK RI, menyelesaikan GAP antara
              regulasi dengan implementasi operasional.

              Ketua  DJSN  Tubagus  Achmad  Choesni  yang  diwakili  oleh  Iene  Muliati  mengatakan,  melalui
              penetapan  Dewan  Pengawas  dan  Direksi  BPJS  Ketenagakerjaan  yang  baru,  DJSN  optimistis
              Bpjamsostek mampu mengukir banyak prestasi dan mewujudkan jaminan sosial nasional yang
              berkualitas bagi pekerja Indonesia.

              "Kami  berharap  hal  ini  dapat  lebih  ditingkatkan  hingga  mencapai  titik  maksimal  bagi
              kesejahteraan pekerja Indonesia, terutama dalam aspek manajemen kepesertaan, manajemen
              risiko dan investasi serta manajemen layanan manfaat," tutur Iene.***.


                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118