Page 234 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MARET 2021
P. 234

melakukan cuti tetap dibayar. Hal itu tertuang dalam Pemerintah Pemerintah (PP) Nomor 36
              Tahun 2021 tentang Pengupahan yang saat ini sudah ditetapkan.
              "Tidak  masuk  kerja  karena  berhalangan  seperti  pekerja  sakit,  pekerja  mengkhitankan  anak,
              artinya  semua  tetap  dibayar  meski  tidak  masuk  kerja.  Termasuk  cuti  karena  istirahat,  tidak
              melakukan pekerjaan karena sakit, pekerja perempuan haid selama itu sakit sehingga dia tidak
              masuk kerja itu tetap dibayar," kata Dinar dalam Talk Show tentang Pengupahan secara virtual,
              Selasa (2/3/2021).

              Dinar menjelaskan di UU Cipta Kerja sebelumnya memang tidak dijelaskan secara rinci. Namun
              dalam pelaksanaan aturan tersebut, telah dikeluarkan PP yang isinya lengkap mengatur tentang
              hak cuti yang tetap dibayar.

              "Ini memang tidak dijelaskan rinci dalam UU Cipta Kerja, tapi di dalamnya ada anak-anaknya
              untuk melaksanakan yang isinya seperti itu di PP 36, semuanya ada," jelasnya.

              Dilihat detikcom dalam PP 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, aturan hak cuti diatur dalam
              bab  7  pasal  40.  Ayat  1  memang  disebutkan  bahwa  upah  tidak  dibayar  apabila  tidak  masuk
              bekerja  atau  tidak  melakukan  pekerjaan.  Tetapi  pada  ayat  2  berbunyi  bahwa  ketentuan
              sebagaimana  dimaksud  ayat  (1)  tidak  berlaku  dan  pengusaha  wajib  membayar  upah  jika
              pekerja/buruh: a. Berhalangan; b. Melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; c. Menjalankan
              hak waktu istirahat atau cutinya; atau d. Bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan
              tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya karena kesalahan pengusaha sendiri atau kendala
              yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.

              Kemudian dalam ayat 3 disebutkan alasan pekerja/buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak
              melakukan  pekerjaan  karena  berhalangan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  huruf  a
              meliputi: a. Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; b. Pekerja/buruh
              perempuan  yang  sakit  pada  hari  pertama  dan  kedua  masa  haidnya  sehingga  tidak  dapat
              melakukan  pekerjaan;  atau  c.  Pekerja/buruh  tidak  masuk  bekerja  karena:  1.  Menikah;  2.
              Menikahkan anaknya; 3. Mengkhitankan anaknya; 4. Membaptiskan anaknya; 5. Istri melahirkan
              atau  keguguran  kandungan;  6.  Suami,  istri,  orang  tua,  mertua,  anak  dan/atau  menantu
              meninggal dunia; 7. Anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud pada angka 6 yang tinggal
              dalam 1 rumah meninggal dunia.
































                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239