Page 315 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 315

Menurut  Pusat   Data  dan  Informasi  Kemendikbud,  sekarang  siswa  yang  mengambil  sekolah
              menengah vokasi berjumlah 60 persen dari total hampir 12 juta siswa. Dari 60 persen itu, 70
              persen di SMK swasta yang fasilitas pendidikannya secara umum masih sangat kurang.

              Demikian juga kuantitas dan kualitas guru serta proses pendidikannya. Di tengah persoalan yang
              digambarkan tersebut, tidak menghalangi misi SMK untuk mendorong ekonomi melalui kemajuan
              berbagai industri.

              Pemerintah mengaitkan kurikulum dengan dunia usaha dan dunia industri serta mendorong dan
              memberi insentif perkawinan massal antara sekolah vokasi dan dunia industri.

              Misi ekonomi

              Dari sisi ekonomi khususnya, produk manufaktur terkait sekolah vokasi, neraca pertukaran kita
              defisit  terhadap  Cina.  Produk  seperti  berbagai  alat  dapur  nonmesin  dari  gelas,  sendok,  alat
              penggorengan, pemanggang, perebus, dan lainnya,  barang dari Cina mendominasi.

              Alat  dapur  dan  alat  rumah  tangga  elektronik  skala  rumah  tangga,  restoran  serta  industri
              makanan, juga hampir dipastikan produknya diimpor dari Cina.

              Alat pertukangan dan perbengkelan dari pasah, bor, gerinda, dan sebagainya yang semula dari
              Jepang dan Jerman juga beralih ke produk Cina karena harga yang murah.


              Selain itu, alat alat keteknikan untuk laboratorium dan perbengkelan fakultas teknik dan SMK
              serta komputer dari Cina berharga sekitar 30 sampai 40 persen dari harga produk dari negara
              lain.


              Kemajuan  industri  Cina  diekspos  seluruhnya  melalui  marketplace      Alibaba.com  yang
              menggambarkan variasi sangat luas dari berbagai mesin industri, berbagai level dari industri
              ringan ke industri berat.

              Alibaba menyajikan variasi yang banyak alternatif dari perusahaan Cina yang saling bersaing, ciri
              lain  yang  hampir  pasti  adalah  harganya  murah.  Maka,  politik  ekonomi  sekolah  vokasi  harus
              diarahkan mengurangi defisit pertukaran barang manufaktur dengan Cina.

              Ini dapat dilakukan dengan jalan sama yang ditempuh Cina yakni membeli, membongkar, dan
              meniru. Dengan penduduk 260 juta jiwa dan 65 juta UMKM,  saatnya dilakukan modernisasi
              melalui penyediaan mesin mesin karya sekolah vokasi.


              Pemerintah melalui Kemendikbud, bisa menyaingi Cina di dalam negeri dengan memilih barang
              barang yang diperlukan oleh UMKM dan rumah tangga kita.


              Untuk memordernisasi  UMKM melalui sekolah vokasi, pemerintah bisa mengalokasikan pada
              tahap  awal  misalnya,  10  sampai  20  titik  sekolah  industri  atau  teaching  factory  yang  serius.
              Sekolah sekolah ini, bertugas memproduksi mesin mesin ringan yang cukup pintar.

              Dengan bantuan peralatan dari pemerintah, tenaga kerja berasal dari anak anak sekolah yang
              bukannya dibayar tetapi membayar dan subsidi listrik untuk sekolah. Hasil produk anak anak ini,
              pasti bisa bersaing dengan produk yang diimpor dari Cina.




                                                           314
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320