Page 316 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 316
Satu di antara sekolah itu, memikirkan aplikasi marketplace-nya. Keuntungan bagi UMKM atau
rumah tangga yang membeli misalnya, berupa jaminan perbaikan kerusakan yang selama ini
sulit didapat bila membeli dari marketplace yang berasal dari Cina.
Visi UMKM
Kenyataan bahwa 60 persen anak kita sekarang mengambil sekolah vokasi dan 70 persen dari
anak anak ini dididik di sekolah swasta, mau tidak mau harus diberikan perhatian kepada sekolah
swasta.
Masyarakat banyak mewakafkan tanah terutama karena dorongan agama tetapi wakaf tunai
untuk menopang operasional sekolah bisa dikatakan tidak ada.
Pemerintah tidak perlu memperbanyak sekolah negeri yang bersifat trade off dengan sekolah
swasta, setiap satu sekolah negeri ditambahkan maka dua sekolah swasta di sekitarnya akan
merosot tetapi tidak tutup. Kualitas anak bangsa secara umum akan merosot.
Kemitraan adalah cara terbaik, program penambahan sekolah dan perbaikan kualitas dari
pemerintah dikerjasamakan dengan kegiatan wakaf di masyarakat. Hal ini juga penting untuk
visi inklusivitas.
Setelah 60 persen anak anak kita ke SMK, kenyataannya mereka menganggur dan angka
pengangguran SMK meningkat. Ini disebabkan kesalahan orientasi anak SMK kita ke industri
besar. Struktur industri kita 99,9 persen UMKM dan cakupan ketenagakerjaannya 97 persen.
Kurikulum kita sangat cenderung kepada industri besar atau menengah besar, dengan
spesialisasi dan pembagian kerja. Akuntansi dan keuangan, misalnya, dirancang dioperasikan
oleh beberapa staf yang menjadi tidak efisien untuk UMKM.
Fungsi check and balance tidak bisa dilakukan, padahal karakter terutama kepercayaan dan
kejujuran merupakan unsur penting dalam ketenagakerjaan yang menangani UMKM.
Karena itu, visi sekolah vokasi yang tepat bukanlah untuk menyiapkan diri bila diterima di industri
menengah atau besar yang umumnya mempunyai lembaga pelatihan yang baik. Sebaliknya,
lebih baik, secara umum diarahkan untuk membantu memodernisasi UMKM.
315