Page 144 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 144

TOLAK BAHAS ATURAN TURUNAN UU CIPTAKER, INI LANGKAH PENOLAKAN BURUH

              KAUM  buruh  menegaskan  akan  melaksanakan  4  langkah  terbaru  sebagai  bentuk  penolakan
              pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menegaskan, pihaknya tidak
              akan terlibat dalam pembahasan aturan turunan UU Cipta Kerja.

              "Pertama, akan mempersiapkan aksi lanjutan secara terukur terarah dan konstitusional, baik di
              daerah maupun aksi secara nasional," ungkap Said di Jakarta, Kamis (15/10).
              Sikap  tersebut  menurut  Said  sejalan  dengan  komitment  kaum  buruh,  yang  hingga  saat  ini
              menolak  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja,  khususnya  klaster  ketenagakerjaan.  Aksi  kedua,
              mempersiapkan  ke  Mahkamah  Konstitusi  untuk  uji  formil  dan  uji  materiil.  Ketiga,  meminta
              legislatif review ke DPR RI dan eksekutif review ke Pemerintah.
              "Keempat, melakukan sosialisasi atau kampanye tentang isi dan alasan penolakan omnibus law
              UU Cipta Kerja khususnya klaster ketenagakerjaan oleh buruh," ujarnya.

              Bahkan Said melanjutkan, aksi penolakan omnibus law oleh buruh akan semakin membesar dan
              bergelombang. Serikat buruh menduga pemerintah hanya memanfaatkan status buruh sebagai
              stempel dan alat legitimasi pengesahan UU Ciptaker. "Menyinggung sikap DPR yang sempat
              menjanjikan  buruh  akan  dilibatkan  dalam  pembahasan,  tetapi  terkesan  seperti  sedang  kejar
              setoran, buruh meraasa dikhianati," ungkapnya.
              Said  menjelaskan,  sebelumnya  buruh  sempat  menyerahkan  naskah  sandingan  usulan  para
              buruh. Namun, masukan dari para buruh banyak yang tidak terakomodir. "Tidak benar apa yang
              dikatakan DPR RI bahwa 80% usulan buruh sudah diadopsi dalam UU Cipta Kerja," paparnya.
              (OL-7).









































                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149