Page 146 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 146

Kenyataannya, tidak semua perusahaan menyanggupi hal tersebut. "Di Undang-Undang Nomor
              13 Tahun 2003 tentang Ketentuan pesangon memang sangat bagus 32 kali.
              Pada prakteknya, hanya 7 persen yang mengikuti ketentuan Undang-Undang 13/2003 tentang
              pesangon," katanya dalam tayangan virtual, Rabu (14/10/2020).

              Menteri  dari  Partai  Kebangkitan  Bangsa  (PKB) tersebut  juga  menyebut,  sebanyak  27  persen
              perusahaan telah membayar pesangon, namun tidak sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan.

              Artinya, tidak sesuai kesepakatan membayar pesangon sebanyak 32 kali. "Praktiknya di lapangan
              (pembayaran pesangon tak sesuai UU Ketenagakerjaan) seharusnya tidak boleh.

              Kenapa? Karena ternyata perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk membayarnya karena
              dianggap terlalu tinggi," ujarnya.

              Atas pertimbangan tersebut, pemerintah pun mengubah ketentuan pesangon di Omnibus Law
              UU Cipta Kerja yang semula 32 kali, menjadi 25 kali gaji.

              Dengan pembagian 19 kali ditanggung oleh pemberi kerja/pelaku usaha dan 6 kali (cash benefit)
              diberikan melalui Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang dikelola oleh pemerintah
              melalui BPJS Ketenagakerjaan.

              "Pemerintah kan enggak ingin seperti itu. Pemerintah ingin memastikan bahwa pesangon itu
              betul-betul menjadi hak dan dapat diterima pekerja atau buruh diturunkan dengan ada kepastian
              terimanya," ujarnya.

              (*).











































                                                           145
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151