Page 169 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 169

Massa membawa spanduk dan poster berisi penolakan UU yang baru disahkan DPR. Mereka juga
              membawa  kain  putih  menyerupai  pocong  bertuliskan  'matinya  keadilan'  sebagai  bentuk
              kekecewaan terhadap pemerintah dan legislatif yang tak berpihak kepada kaum buruh.

              Koordinator Lapangan aksi, Aminoto menjelaskan, UU Cipta Kerja tak hanya merugikan pekerja
              saat ini melaikan akan berdampak panjang terhadap nasib generasi ke depan. Pemerintah lebih
              cenderung mengutamakan pengusaha ketimbang pekerja.

              "Kami menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, banyak poin di dalamnya sangat merugikan pekerja
              atau buruh. Dampaknya panjang bagi anak cucu kita nanti," ungkap Aminoto.

              Massa juga membantah gerakan turun ke jalan dari mahasiswa dan buruh karena ditunggangi
              pihak-pihak tertentu dan termakan hoaks. Padahal buruh dan mahasiswa sudah mempelajari UU
              ini sejak masih berstatus RUU.

              "Kami luruskan bahwa kami turun ke jalan karena kemauan kami, kesadaran dan karena sudah
              satu setengah tahun mempelajari UU sebelum disahkan," kata dia.

              Poin  yang  merugikan  buruh  diantaranya  adalah  status  tenaga  kontrak  dan  PKWT  yang
              menyebabkan tidak adanya kejelasan nasib buruh, prioritas tenaga kerja asing, dan mengurangi
              masa cuti.

              Karena itu, pekerja berharap presiden segera menerbitkan Perppu. Mereka lebih sepakat UU
              Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan karena sudah cukup ideal bagi kepentingan
              pekerja.

              "Sudah lama kami menolak UU Cipta Kerja disahkan, tapi pemerintah dan DPR lebih memilih UU
              itu. Kami sangat kecewa," kata dia.

              [cob].






































                                                           168
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174