Page 280 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 280

Indra mengatakan, draf UU Cipta Kerja yang dikirimkan ke Presiden berjumlah 812 halaman.
              "Sama seperti yang disampaikan pimpinan DPR, 812 halaman, tidak ada yang berubah," terang
              dia.

              Dia menegaskan, tidak ada perubahan substansi dalam draf UU Cipta Kerja. Walaupun antara
              draf yang diputuskan saat rapat paripurna dengan draf terakhir berbeda jumlah halamannya.
              Menurut  Indra,  perubahan  halaman  itu  berkaitan  dengan  teknis  penggunaan  ukuran  kertas.
              Karena  draf  terakhir  menggunakan  kertas  legal,  maka  jumlahnya  kecil  dibanding  draf
              sebelumnya.

              "Itu  sudah  dijelaskan.  Yang  berubah  hanya  jumlah  halaman,  substansinya  tidak  ada  yang
              berubah," tegas dia.

              Sementara itu, dalam penyerahan naskah UU Cipta Kerja kemarin, Mensesneg Pratikno tidak
              tampak. Dia diwakili Deputi Bidang Hukum dan Perundang-un-danganKementerian Setneg Lydia
              Silvanna D jaman.
              Penyerahan dokumen UU Ciptaker itu berlangsung cukup lama. Sekitar dua jam. "Sambil dilihat-
              lihat isinya. Tidak ada masalah," kata Indra Iskandar.

              Dia  mengatakan,  penyerahan  dokumen  UU  ke  Presiden  atau  pemerintah  adalah  hal  biasa.
              Menurut dia, penyampaian UU Cipta Kerja itu berdasarkan penugasan dari pimpinan DPR. Dia
              menegaskan bahwa naskah UU Ciptaker sudah diserahkan kepada Kementerian Setneg dan telah
              diterima dengan baik "Dari sisi kami (DPR, red) sudah cukup," katanya.

              Deputi Bidang Hukum dan Pe-rundang-undangan Kementerian Setneg Lydia Silvanna Djaman
              tidak bersedia berkomentar kepada media. Begitupun dengan

              Fadjroel Rachman selaku Juru Bicara Presiden Joko Widodo juga tidak membalas permintaan
              wawancara. Juru Bicara Presiden Joko Widodo Bidang Hukum D ini Purwono juga tidak membalas
              saat dimintai komentar soal proses berikutnya dari UU Ciptaker Meski demikian, ternyata anggota
              DPR belum satu suara. Kemarin, Fraksi PKS masih menyatakan keberatannya terhadap UU ini.
              Fraksi  PKS  berniat  untuk  membentuk  tim  pemeriksa  demi  mengantisipasi  adanya  pasal
              seludupan  dalam  UU  Ciptaker.  Tim  pemeriksa  merupakan  anggota  fraksi  yang  tergabung  di
              badan legislasi dan tenaga ahli fraksi bidang legislasi.
              "Bukannya  berprasangka  buruk  atau  suudzon,  tapi  PKS  ingin  memastikan  UU  Ciptaker  yang
              diterima  Presiden  sesuai  dengan  keputusan  rapat  paripurna  DPR,"  jelas  Anggota  Fraksi  PKS
              Mulyanto kemarin.

              Sebelumnya, Fraksi PKS juga menyatakan meminta draf lengkap ke Pimpinan Baleg. Lewat tim
              pemeriksa ini, lanjut Mulyanto, FraksiPKS akan membandingkan antara isi UU yang dikirimkan
              ke  Presiden  dengan  draf  akhir  hasil  keputusan  Panja.  Untuk  sementara,  FPKS  belum  bisa
              mengomentari soal draf akhir UU yang telah diserahkan ke Presiden kemarin.
              "Nanti kalau sudah ada draf bersifat resmi dan final, baru akan kami pelajari secara saksama.
              Kami bandingkan dengan catatan-catatan yang kami miliki selama pembahasan, baik di panja
              maupun tim perumus/tim sinkronisasi," lanjut anggota Baleg itu.

              Minta Pemerintah Akomodir Usulan Buruh

              Perwakilan buruh dari Jawa Timur mendatangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik,
              Hukum,  dan  Keamanan  (Kemenko  Polhukam)  kemarin  (14/10).  KepadaMenko  Polhukam
              Mohammad Mahfud MD, mereka menyampaikan protes terhadap Undang-Undang (UU) Cipta
              Kerja. Di antara poin-poin yang disampaikan kepada Mahfud, para buruh menyatakan keberatan
              atas aturan baru terkait ketenagakerjaan.

                                                           279
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285