Page 68 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 68

REALISASI BANTUAN SUBSIDI UPAH CAPAI 93,94 PERSEN

              Pemerintah  terus  berkomitmen  mendorong  pemulihan  ekonomi  nasional  yang  terdampak
              pandemi COVID-19. Salah satu upaya yang ditempuh adalah pemberian Bantuan Subsidi Upah
              (BSU) kepada pekerja atau buruh. Program ini diharapkan mampu menyokong perekonomian
              pekerja sehingga meningkatkan daya beli dan konsumsi rumah tangga sekaligus menggerakkan
              roda perekonomian nasional.

              "Berdasarkan data per 14 Desember 2020, realisasi BSU telah menyentuh Rp 27,96 triliun atau
              93,94  persen  dari  pagu  sebesar  Rp  29,85  triliun.  Rinciannya,  penyaluran  BSU  pada  termin
              pertama mencapai Rp 14,71 triliun. Angka ini berhasil menyentuh 12,26 juta pekerja atau 98,86
              persen dari target pemerintah yakni 12,4 juta pekerja.

              Kemudian pada termin kedua realisasinya mencapai Rp 13,2 triliun untuk 11,04 juta pekerja atau
              89 persen dari target. Angka realisasi pada termin kedua memang belum sempurna, mengingat
              periode  penyalurannya  masih  berlangsung  sampai  akhir  Desember  2020,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam Keterangan Pers yang digelar oleh Komite Penanganan
              COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) ditulis Kamis (17/12/2020).

              Bantuan  yang  sudah  direalisasikan  sejak  September  2020  ini diberikan  kepada  pekerja  yang
              memenuhi  sejumlah  syarat,  yaitu  berkewarganegaraan  Indonesia  (WNI),  terdaftar  sebagai
              peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan (TK) sampai Juni 2020, pekerja penerima upah, dan gaji
              yang dilaporkan di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Total bantuan yang diberikan kepada setiap pekerja yang masuk kriteria sebesar Rp 2,4 juta.
              Angka ini diberikan bertahap dalam dua termin, masing-masing sebesar Rp 1,2 juta. Termin
              pertama dilakukan pada Agustus-Oktober 2020 dan termin kedua pada November-Desember
              2020.

              Tercatat  beberapa  tantangan  dalam  melakukan  realisasi  BSU.  Pada  realiasi  termin  pertama
              memang ditemukan sejumlah rekening bermasalah. Hal ini terungkap dari laporan bank-bank
              penyalur.

              "Kenapa tidak bisa 100 persen terealisasi, karena laporan bank penyalur mengatakan terdapat
              data rekening yang bermasalah dan tidak dapat ditransfer sehingga mengakibatkan retur. Atas
              adanya rekening retur tersebut, kami tidak diam. Kami kembalikan kepada BP Jamsostek untuk
              diperbaiki," ujar Menaker.

              BP  Jamsostek  mencatat  ada  154.887  rekening  bermasalah  yang  membuat  BSU  tidak  bisa
              ditransfer. Proses perbaikan data lantas dilakukan oleh BP Jamsostek yang berkoordinasi dengan
              kantor cabang di daerah, bank penyalur, pemberi kerja, bahkan sampai berkomunikasi dengan
              nama-nama penerima bantuan.

              Hasilnya,  sebanyak  87.963  rekening  berhasil  dipulihkan  dan  telah  diserahkan  ke  Kemnaker.
              Namun, masih ada 66.924 rekening yang masih dalam proses perbaikan sampai saat ini.

              "Kami terus melakukan penyempurnaan dan perbaikan terhadap data-data penerima BSU yang
              masih bermasalah. Sekaligus memastikan, seluruh tim di daerah bekerja 24 jam nonstop untuk
              memulihkan sedikitnya 60.000 rekening penerima bantuan yang sampai saat ini masih belum
              bisa dilakukan transfer," kata Direktur Utama BP Jamsostek, Agus Susanto.








                                                           67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73