Page 178 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 178

pernafasan, dari flu biasa hingga penyakit serius. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi dapat
              menyebabkan  pneumonia,  SARS,  gagal  ginjal,  dan  kematian.  Terkait  Covid-19,  Organisasi
              Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan penyakit tersebut sebagai pandemi, karena semua
              warga dunia mungkin terinfeksi Covid-19. Menurut data yang dilansir bps.go.id pada 30 Januari
              2020,  WHO  menyatakan  wabah  Covid-19  sebagai  Public  Health  Emergency  of  International
              Convern atau Darurat Kesehatan Global dengan pertimbangan bahwa virus ini telah menyebar
              ke lima wilayah WHO hanya dalam satu bulan saja. Sampai dengan 31 Maret 2020, jumlah kasus
              terdeteksi  sebanyak  754.948  yang  tersebar  di  202  negara  dengan  jumlah  penderita  yang
              meninggal mencapai 36.571 jiwa.

              Pada saat ini masyarakat sedang dihadapkan oleh masalah perekonomian akibat dari adanya
              pandemi covid-19. Dilansir dari kompas.com, Minggu (27/11/2020) Indonesia mengonfirmasi
              kasus pertama infeksi virus corona penyebab covid-19 pada awal maret 2020. Pada saat covid-
              19  melanda  Indonesia  pemerintah  melakukan  berbagai  tindakan  penanggulangan  untuk
              mengurangi  dampak  pandemi  covid-19  di  berbagai  bidang.  Akibat  pandemi  covid-19  sektor
              ekonomi terpukul parah. Pembatasan kegiatan masyarakat dapat memengaruhi kegiatan usaha,
              yang selanjutnya berdampak pada perekonomian. Situasi ini telah menurunkan perdagangan
              Indonesia,  khususnya  perdagangan  internasional.  Selama  pandemi  covid-19,  hampir  semua
              aktivitas perdagangan terhenti karena keadaan yang tidak memungkinkan. Akibat pembatasan
              eksplorasi  luar  negeri  oleh  pemerintah  dan  kawasan  tertutup  tertentu,  aktivitas  logistik  dan
              perdagangan  menjadi  kawasan  yang  berdampak  siginifikan  terhadap  merebaknya  pandemi
              covid-19.

              Di  bidang  perdagangan  internasional  khususnya  impor  dan  kegiatan  ekspor  mengalami
              penurunan. Berkurangnya aktivitas produksi membuat banyak komoditas sulit ditemukan atau
              langka, dan harga komoditas terus naik yang dapat mengakibatkan terjadinya inflasi. Akibat
              isolasi di beberapa daerah, bahan baku industri juga dibatasi. Misalnya pada awal pandemi Covid-
              19, peredaran masker di pasar menjadi langka akibat keresahan sosial, kemudian konsumen
              membeli masker sebagai persediaan, dan harga masker pun naik. Produksi masker di Indonesia
              juga  mengalami  penurunan  karena  pabrik  kekurangan  bahan  baku  yang  diimpor  dari  China.
              Indonesia  mengandalkan  bahan  baku  impor  karena  Indonesia  tidak  memiliki  cukup  pasokan
              untuk memproduksi masker sesuai permintaan. Tidak hanya impor, beberapa ekspor Indonesia
              ke China juga mengalami penurunan. Akibat pandemi Covid-19, otomatis China akan mengurangi
              jumlah permintaan. Selain itu, banyak pabrik di China yang mengurangi produksinya karena
              kebanyakan orang tidak bisa bekerja akibat virus Covid-19.
              Berkurangnya aktivitas produksi ketika suatu negara  menutup perbatasannya, banyak sektor
              industri (seperti pabrik) yang memutuskan hubungan kerja dengan karyawan. Ketika pendapatan
              industri dan perdagangan menurun, hal ini juga akan berdampak pada tingkat pengangguran
              yang juga akan berdampak pada sisi permintaan dan penawaran perekonomian. Dilansir dari
              www.kompas.com,  minggu  (27/12/2020)  Berdasarkan  data  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di
              sektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada
              1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak iini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224
              perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di PHK dari 22.753 perusahaan. Sementara
              itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453
              perusahaan dan 189.452 orang pekerja.

              Apabila waktu karantina diperpanjang dan kegiatan ekonomi dibatasi, maka dampaknya akan
              lebih serius. Penetapan jarak sosial tidak hanya akan memperpendek hubungan fisik manusia,
              tetapi juga merusak aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Selama diberlakukannya lockdown,
              pertumbuhan  ekonomi  semakin  melambat  dan  tingkat  konsumsi  masyarakat  juga  menurun.
              Dilansir dari www.cnnindonesia.com, Minggu (27/12/2020) menurut Ekonom CORE Yusuf Rendy
              Manilet  mengatakan  dampak  resesi  ekonomi  yang  paling  terasa  oleh  masyarakat  adalah

                                                           177
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183