Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 97

Wakil Bupati (Wabup) Musi Banyuasin Beni Hernedi mengatakan, saat ini angka pengangguran
              terbuka di Musi Banyuasin sebanyak 12.000-an.
              Jika di breakdown lebih kecil, setiap tahunnya ada sekitar 1.000 - 1.500 orang yang mendatangi
              kantor  Dinas  Ketenagakerjaan  (Disnaker)  Musi  Banyuasin,  yang  mengaku  membutuhkan
              pekerjaan.



              SOLUSI TEKAN ANGKA PENGANGGURAN ALA PEMKAB MUSI BANYUASIN
              Angka pengangguran sepertinya menjadi 'pekerjaan rumah' masing-masing kepala daerah di
              Indonesia. Ini juga yang masalah yang harus dipecahkan di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera
              Selatan ( Sumsel ).

              Wakil Bupati (Wabup) Musi Banyuasin Beni Hernedi mengatakan, saat ini angka pengangguran
              terbuka di Musi Banyuasin sebanyak 12.000-an.

              Jika di breakdown lebih kecil, setiap tahunnya ada sekitar 1.000 - 1.500 orang yang mendatangi
              kantor  Dinas  Ketenagakerjaan  (Disnaker)  Musi  Banyuasin,  yang  mengaku  membutuhkan
              pekerjaan.

              "Ada 4,13 persen angka pengangguran di Musi Banyuasin. Memang di bawah rata-rata nasional,
              tapi  jumlahnya  cukup  signifikan  dari  jumlah  (masyarakat  Muba)  yang  ada,"  ucapnya,  saat
              membuka  acara  Refleksi  Akhir  Tahun  2020  di  Kantor  Pemerintah  Kabupaten  (Pemkab)  Musi
              Banyuasin Sumsel, Senin (28/12/2020).

              Dia juga menjelaskan, ada beberapa faktor di Musi Banyuasin Sumsel yang menjadi tantangan
              dan kelemahan, yang membuat angka pengangguran tinggi.

              Salah satunya yaitu tidak tumbuhnya sektor jasa, sehingga membuat perkembangan daerah
              menjadi berkurang.
              "Musi  Banyuasin  diapit  Jambi  dan  Palembang.  Tapi  bahasanya,  bekerjanya  di  sini  (Musi
              Banyuasin)  tapi  belanjanya  di  Jambi  dan  Palembang.  Ini  mengapa  perkembangan  wilayah
              berkurang dan tidak ada Pendapatan Asli Daerah (PAD)," ujarnya.

              Lalu,  sektor  lainnya  yang  masih  lemah  adalah  kebutuhan  sertifikasi  tenaga  kerja.  Diakuinya
              memang,  belum  ada  sekolah  kejuruan  khusus  seperti  teknik  las  dan  scaffolding  yang  bisa
              mendapatkan sertifikasi. Karena perusahaan menggandeng para tenaga kerja yang bermodalkan
              sertifikasi khusus.

              Menjawab tantangan tersebut, Pemkab Musi Banyuasin Sumsel akan menghadirkan pendidikan
              tingkat  vokasional.  Terlebih  apa  yang  dibutuhkan  oleh  industri  dan  perusahaan  di  Musi
              Banyuasin.

              "Harus mengedepankan putra daerah, dengan mendapatkan pelatihan Sumber Daya Manusia
              (SDM) yang bersertifikasi," ujarnya.


              Bahkan  langkah  Pemkab  Musi  Banyuasin  untuk  menekan  angka  pengangguran,  dengan
              menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2020.

              Yang menegaskan tentang penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja, wajib mengantongi
              Kartu Tanda Pengenal (KTP) daerah Musi Banyuasin.





                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102