Page 201 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 201

Dalam pasal 77 ayat (2) disebutkan jaMKerja maksimal dalam sepekan adalah 40 jam. Aturan
              ini masih sama dengan yang tercantum dalam UU Ketenagakerjaan.
              Ketua Umum Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) Jumisih mengatakan aturan baru soal hari
              kerja per pekan merugikan kaum buruh. Ia khawatir aturan ini dijadikan acuan bagi perusahaan
              untuk menambah beban kerja para karyawan.

              Jumisih menyadari ada frase 'paling sedikit'. Namun, aturan itu tetap memberi celah bagi pemberi
              kerja untuk menambah hari kerja pekerja.

              "Perusahaan  kan  mengacunya  undang-undang.  Kalau  undang-undang  mengatur  enam  hari
              kerja, ya akan seperti itu," ujar Jumisih kepada CNNIndonesia. com, Rabu (14/10).

              Menurutnya, selama ini aturan yang ada sudah ideal. Lima hari kerja dan dua hari libur dalam
              sepekan sudah seimbang untuk waktu istirahat buruh.
              "Kalau dikondisikan enam hari kerja, maka waktu istirahat dan bersama keluarga jadi berkurang.
              Ini yang kami sayangkan," ujarnya.

























































                                                           200
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206