Page 330 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 330

Ringkasan

              Draf  final  Undang-Undang  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  (UU  Cipta  Kerja)  kemungkinan  akan
              diserahkan DPR RI kepada pemerintah pada hari ini, Rabu (14/10/2020). Hal itu diungkapkan
              oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.

              Mantan  Ketua  Umum  Hipmi  itu  menuturkan  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  dibuat  untuk
              memfasilitasi penyerapan tenaga kerja dalam negeri. Ia menyebut saat ini ada pasokan tenaga
              kerja eksisting yang mencapai 7 juta orang, ditambah dengan angkatan kerja per tahun tamatan
              SMA dan perguruan tinggi sebanyak 2,9 juta orang. Di sisi lain, kondisi Covid-19 telah membuat
              3,5 juta orang yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan harus kena Pemutusan Hubungan Kerja
              (PHK).

              Pemerintah sendiri berdasarkan UU wajib menyiapkan lapangan kerja bagi ke 15 juta penduduk
              itu.  Namun,  menurut  Bahlil,  perlu  ada  terobosan  menciptakan  lapangan  pekerjaan  melalui
              investasi karena ke 15 juta tenaga kerja itu tidak mungkin seluruhnya terserap menjadi pegawai
              negeri sipil, pegawai BUMN, atau TNI/Polri.



              MISTERI KEBERADAAN DRAF FINAL UU CIPTA KERJA AKHIRNYA TERUNGKAP!

              Draf  final  Undang-Undang  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  (UU  Cipta  Kerja)  kemungkinan  akan
              diserahkan DPR RI kepada pemerintah pada hari ini, Rabu (14/10/2020). Hal itu diungkapkan
              oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.

              "Mungkin besok (Rabu) DPR akan menyerahkan itu ( draf UU Cipta Kerja) kepada eksekutif. Dan
              InsyaAllah  draf  itu  sudah  final,"  kata  Bahlil  Lahadalia  kemarin  dilansir  dari  Antara.  Kendati
              demikian Bahlil Lahadalia meminta agar draf final UU Cipta Kerja (isi UU Cipta Kerja) yang terdiri
              atas 15 bab, 174 pasal, 11 klaster dan akumulasi dari 76 UU itu tidak disebarluaskan sebelum
              diserahkan secara resmi ke pemerintah.

              Mantan  Ketua  Umum  Hipmi  itu  menuturkan  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  dibuat  untuk
              memfasilitasi penyerapan tenaga kerja dalam negeri. Ia menyebut saat ini ada pasokan tenaga
              kerja eksisting yang mencapai 7 juta orang, ditambah dengan angkatan kerja per tahun tamatan
              SMA dan perguruan tinggi sebanyak 2,9 juta orang. Di sisi lain, kondisi Covid-19 telah membuat
              3,5 juta orang yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan harus kena Pemutusan Hubungan Kerja
              (PHK). "Tapi hitungan dari Kadin dan Hipmi itu kurang lebih sekitar 5-6 juta orang (korban PHK).
              Sehingga total sekarang ada sekitar 15 juta tenaga kerja. 15 juta inilah yang sekarang kita harus
              siapkan lapangan pekerjaan," kata Bahlil.

              Pemerintah sendiri berdasarkan UU wajib menyiapkan lapangan kerja bagi ke 15 juta penduduk
              itu.  Namun,  menurut  Bahlil,  perlu  ada  terobosan  menciptakan  lapangan  pekerjaan  melalui
              investasi karena ke 15 juta tenaga kerja itu tidak mungkin seluruhnya terserap menjadi pegawai
              negeri sipil, pegawai BUMN, atau TNI/Polri. "Maka, harus lakukan terobosan. Terobosan ini tidak
              lain  dan  tidak bukan  adalah  dengan  mendatangkan  investasi  untuk penanaman  modal.  Tapi
              penanaman  modal  ini  jangan  diartikan  hanya  untuk  yang  besar-besar  saja.  Perintah  bapak
              Presiden, bahwa UMKM itu harus diurus. Tidak hanya asing tapi juga dalam negeri," ujar Bahlil
              Lahadalia.

              Marak hoaks beredar Sebelumnya, Ekonom senior Institute for Development of Economics and
              Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menyebut penyebaran hoaks sebenarnya relatif minim terjadi
              jika pemerintah dan DPR terbuka soal isi UU Cipta Kerja yang sudah final.

              Selama ini, publik sendiri tak bisa mengakses atau membuka isi dari isi UU Cipta Kerja yang
              sudah disahkan DPR. Kondisi ini menimbulkan banyak penafsiran masyarakat yang berbeda-
                                                           329
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335