Page 279 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JUNI 2021
P. 279

Meski demikian, dia berpandangan, suatu kekurangan akan ditutupi kelebihan oleh Tuhan Yang
              Maha Esa.

              "Jadi, tidak masalah. Hanya kepada Allah SWT saya berpegangan. Walaupun di lingkungan SLB
              ini, rezeki selalu ada," tuturnya optimis.

              Menimba Ilmu di Solo Dede Kurniawan dan Zuraidah mengasuh tiga anaknya sambil bekerja di
              bengkel SLB Negeri Pembina Aceh Tamiang, Kamis (27/5).

              Dede punya catatan menarik. Dia ternyata mekanik tuna daksa lulusan Rehabilitasi Centrum Prof
              dr Soeharso, Solo, Jawa Tengah. Dia menimba ilmu di tempat ini selama dua tahun. Pada 2006,
              dia diberangkatkan oleh Kepala SLB Aceh Tamiang, Muttaqin. Sebelum mematangkan bakatnya
              di kampung Presiden Jokowi itu, Dede memang sudah memiliki keahlian otomotif.

              Hobi otomotif dilakoninya sejak sekolah dasar (SD). Saat mendaftar di salah sekolah teknologi
              menengah (STM, kini SMK) di Aceh, dia sempat kecewa karena ditolak. Alasannya, tidak ada
              jurusan otomotif di sekolah itu. Hanya ada jurusan teknik elektro. Praktiknya, antara lain, panjat-
              memanjat.

              "Karena saya cacat, guru takut saya jatuh. Baru sekolah dua bulan, saya disuruh pulang, tidak
              boleh masuk lagi," kata dia.

              Dia melanjutkan pendidikan ke SMA. Tapi, dia tidak fokus belajar karena hobi otomotifnya tak
              tersalurkan. Dia pun berpindah-pindah sekolah dan tidak tamat. Tapi, dia akhirnya mengikuti
              ujian paket C, setara SMA dan lulus.

              Selesai  belajar  di  BBRSPDF  Soeharso,  Solo,  Dede  pulang  kampung  pada  2008.  Dia  diterima
              bekerja di salah satu dealer dan bengkel resmi pabrikan motor di Kualasimpang, Aceh Tamiang.
              Hanya sebulan, dia lalu merantau ke Banda Aceh dan membuka bengkel. Berselang beberapa
              bulan, dia ingin membuka bengkel sendiri di kampungnya.

              "Pulang dari Banda Aceh saya sempat bekerja lagi, kemudian membuka bengkel sendiri di Alur
              Manis, Kecamatan Rantau," terangnya.

              Selain di bengkel SLB, Dede Kurniawan juga buka jasa mekanik di rumahnya, Kampung Tupah,
              Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, Sabtu (29/5).

              Mengelola Bengkel SLB Setelah lama menggeluti bakatnya, Dede mendapat tawaran dari Kepala
              SLBN Pembina Aceh Tamiang, Muttaqin, untuk mengelola bengkel di Kompleks SLB. Seluruh alat
              perbengkelan  dibantu  SLB  dan  Pemkab  Aceh  Tamiang.  Di  tangannya,  bengkel  SLB  mampu
              bertahan sampai sekarang.

              Dia  sempat  pesimis  merintis  bengkel  yang  dipandang  remeh  itu.  Apalagi,  berada  di  wilayah
              perkotaan  dan  banyak  pesaing.  Tapi,  dia  tak  kuasa  menolak  tawaran  Muttaqin  yang  sudah
              dianggap seperti orang tuanya sendiri.

              "Saya tanya kepada Pak Muttaqin apa ada pelanggan yang datang? Dijawabnya, jalankan saja.
              Allah  SWT  yang  memberi  rezeki,  bukan  manusia.  Alhamdulillah,  sampai  sekarang  saya  bisa
              menafkahi keluarga, tidak kelaparan dan tidak mengemis," ujarnya bersyukur.


                                                           278
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284