Page 280 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JUNI 2021
P. 280

Baginya, bengkel itu juga punya sejarah penting. Di sini, dia menemukan jodohnya. Istrinya, T
              Zuraidah (35), adalah guru bantu TK di SLB itu. Mereka sudah dikaruniai tiga anak.

              Ujian Berat Tuhan YME menguji Dede dan Zuraidah. Putri sulung menderita disabilitas akibat
              lumpuh layu sejak lahir. Hasil pemeriksaan medis menyebutkan, putrinya mengalami disabilitas
              kategori orang dengan kecacatan berat (ODKB).

              "Saya hampir putus asa. Saya sudah cacat, anak cacat juga. Untuk makan saja dia tidak mampu,
              apalagi duduk dan berjalan. Seharusnya anak pertama kami sudah masuk SD, tapi ini hanya bisa
              terbaring," tuturnya.

              Namun, dia tak ingin larut dalam kesedihan. Disadarinya, setiap cobaan selalu ada hikmahnya.
              Anak kedua dan ketiga terlahir normal. Setiap hari, pasangan suami istri ini mengasuh ketiga
              anaknya di bengkel karena tak punya pengasuh di rumah. Saat ini, Dede butuh kursi roda khusus
              untuk putri sulungnya itu agar bisa duduk. "Tubuhnya makin besar dan tidak mungkin digendong
              terus," ujarnya.


              Raih Apresiasi Setiap hari, ada konsumen datang ke bengkelnya. Minimal, lima orang. Diakui,
              penghasilannya tidak stabil. Bila ramai pelanggan, dia bisa memperoleh pendapatan Rp250 ribu-
              300 ribu per hari.

              Mengelola bengkel ini, Dede sempat dirundung malang. Tiga kali bengkelnya dibobol maling.
              Seluruh  peralatan  bengkel  raib.  Dia  terpaksa  berutang  untuk  membeli  peralatan  kerja  baru.
              Utang  itu  dibayar  secara  mencicil.  "Akibat  peristiwa  itu,  sekarang  kompleks  SLB  ini  dijaga,"
              katanya.


              Awalnya, Dede sempat merekrut dua pekerja. Tapi kini, dia kerja sendiri. Kadang, dibantu siswa
              SMK yang magang. Pelanggan tetapnya datang dari sejumlah wilayah di Aceh Tamiang. Dia juga
              sering  mendapat  panggilan  memperbaiki  motor  hingga  Kota  Langsa.  Untuk  ke  sana,  dia
              mengendarai sendiri motornya.

              Zulfitra (37), teman sekolah dan warga sekampung Dede, mengakui kecerdasan Dede. Dia sering
              diundang dalam ajang pelatihan mekanik sepeda motor di luar daerah. Selain mekanik andal,
              Dede  juga  paham  elektronika.  Banyak  warga  kampung  yang  mempercayakan  perbaikan
              peralatan elektronik mereka kepadanya.

              Pengakuan  serupa disampaikan  lembaga  pendamping kelompok  disabilitas  di  Aceh  Tamiang.
              Malah, Dede dinilai layak diangkat sebagai kepala mekanik khusus difabel. "Belum lama ini dia
              menjadi instruktur pelatihan mekanik selama sepekan yang digelar Dinsos Aceh Tamiang. Selain
              itu, usahanya juga menarik minat siswa SMK untuk rutin magang. Kemampuannya telah mengikis
              stigma dan diskriminasi terhadap kelompok difabel," ungkap Ketua LSM Boemi, Sugiono.

              LSM Boemi bekerja sama dengan Skill Develoment Center (SDC) bentukan Disnakertrans Aceh
              Tamiang berperan pada pengorganisian kepesertaan dan pendampingan penyandang disabilitas.
              Lembaga ini mencatat, jumlah difabel di Aceh Tamiang mencapai 1.900 orang. Tapi, mereka
              belum mendapatkan perhatian selayaknya orang normal.






                                                           279
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285