Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JUNI 2021
P. 84

negative - McKinsey (konsultan manajemen global) Ini berbahaya jika tidak dapat diatasi dengan
              baik
              negative  -  McKinsey  (konsultan  manajemen  global)  Pendidikan  vokasi  itu  jangan  hanya
              mengajarkan hal-hal teknis, tetapi bagaimana dapat mempersiapkan kemampuan untuk terus
              mau menjadi pembelajar dan terus mengembangkan diri. Sebab, jika hanya mengajari hal teknis,
              maka dalam 5-10 tahun akan useless

              neutral  -  McKinsey  (konsultan  manajemen  global)  Pendidikan  vokasi  jangan  hanya
              mempersiapkan lulusan untuk berkompetisi hari ini saja, tetapi harus mencetak lulusan yang
              dapat berkompetisi untuk masa mendatang, bahkan hingga 10 tahun ke depan



              Ringkasan
              Perkembangan  dunia  industri  terus  mengarah  pada  pencapaian  efisiensi  tertingginya  berkat
              digitalisasi.  Konsekuensinya,  dunia  ketenagakerjaan  pun  harus  beradaptasi  cepat  untuk
              memenuhi  berbagai  keahlian  baru  yang  relevan  dengan  kebutuhan  industri  dewasa  ini.
              Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan, saat ini tantangan
              dunia  ketenagakerjaan  sangat  bervariasi  sehingga  pendidikan  vokasi  harus  dapat
              bertransformasi, serta lebih mempertajam kemampuan dan keterampilan para mahasiswanya
              sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.



              GENERASI MUDA BERKEAHLIAN BARU

              Perkembangan  dunia  industri  terus  mengarah  pada  pencapaian  efisiensi  tertingginya  berkat
              digitalisasi.  Konsekuensinya,  dunia  ketenagakerjaan  pun  harus  beradaptasi  cepat  untuk
              memenuhi berbagai keahlian baru yang relevan dengan kebutuhan industri dewasa ini.

              DEWI ANDRIANI dewi. andrioni@bisnis. com

              Tantangan untuk menyiapkan sumber daya pekerja terampil yang siap bersaing di era industri
              baru ini kian tidak mudah. Pasalnya, ada banyak keahlian lama yang sudah tak relevan, dan
              menuntut berbagai keterampilan baru yang lebih maju sesuai dengan dinamika industri.
              Namun, upaya mencetak sumber daya berkeahlian spesifik tersebut rupanya masih sulit untuk
              diwujudkan di tengah pergeseran sektor industri yang semuanya mengarah pada era revolusi
              industri 4.0.

              Masalah  tidak  adanya  kesesuaian  antara  sumber  daya  lulusan  perguruan  tinggi  dengan
              kebutuhan industri, kurangnya daya tarik pendidikan vokasi, hingga perkembangan industri yang
              melaju  sangat  cepat,  membuat  upaya  pemenuhan  kebutuhan  teradap  sumber  daya  pekerja
              berkeahlian baru itu masih jauh dari harapan.
              Menteri  Perindustrian  Agus  Gumiwang  Kartasasmita  mengatakan,  implementasi  industri  4.0
              dalam  penerapannya  tidak  lepas  dari  keahlian  tenaga  kerja.  Untuk  itu,  Kemenperin  terus
              mendorong peningkatan kualitas SDM industri melalui pembaharuan keterampilan (re-skilling)
              dan  peningkatan  keterampilan  (up-skilling),  salah  satunya  dengan  mendirikan  pusat  inovasi
              digital industri 4.0 (PIDI 4.0) yang akan beroperasi pada September 2021.

              Pusat  inovasi  ini,  akan  dikembangkan  menjadi  pusat  pembelajaran  manufaktur  digital  yang
              membantu  perusahaan  mengembangkan  operasi,  desain,  dan  produktivitas  di  seluruh  rantai
              nilai. "PIDI 4.0 mengusung visi solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia, dan Jendela

                                                           83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89