Page 85 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JUNI 2021
P. 85
Indonesia 4.0 untuk dunia, yang dijalankan dengan konsep kemitraan dan kerja sama
pemanfaatan antara pemerintah dan swasta," ujar Menperin.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus
Gunawan mengakui bahwa hingga saat ini implementasi industri 4.0 di Indonesia masih jauh
panggang dari api. Pasalnya, tingkat adopsi industi 4.0 masih sangat rendah yakni hanya 21%
dari total industri. Sementara 79% di antaranya masih dalam tahap uji coba tanpa melakukan
up-skill.
PIDI 4.0 dinilai sangat penting untuk mengembangkan SDM industri sekaligus merevitalisasi
sektor manufaktur, serta sebagai upaya untuk mengakselerasi pencapaian visi Indonesia menjadi
10 besar ekonomi di dunia.
Arus menjelaskan, PIDI 4.0 menjalankan fungsi untuk lima pilar layanan. Pertama, show case
center sebagai tempat untuk melihat dan merasakan langsung penerapan dan proses
transformasi industri 4.0. Kedua, tempat untuk membangun keahlian industri 4.0 mulai dari level
eksekutif puncak sampai operator di lapangan dengan target up-skiling sebanyak 400.000 tenaga
kerja untuk 4.000 perusahaan.
Ketiga, sebagai ekosistem untuk industri 4.0 untuk membangun jejaring stakeholder industri 4.0
yang saling mendukung dengan target sekitar 100-200 mitra yang tergabung dalam 5 tahun.
Keempat, sebagai delivery center yang bertujuan mendampingi perusahaan dalam mengadopsi
teknologi di industri 4.0. Terakhir, sebagai innovation center yang bertujuan untuk memfasilitasi
jaringan riset terapan antara perusahaan dan lembaga riset.
Arus menambahkan, Kemenperin juga terus mendorong pengembangan pendidikan vokasi
berbasis kompetensi yang menerapkan sistem teori dan praktik. Pendidikan vokasi mengacu
pada keahlian terapan tertentu, dengan porsi praktik lebih besar dibandingkan dengan teori. Hal
itu, diharapkan agar lulusan vokasi siap bekerja di industri.
Selain itu, Kemenperin membangun 10 politeknik dan dua akademi komunitas yang
menyelenggarakan program pendidikan vokasi, guna memenuhi kebutuhan sektor industri.
"Untuk mendapatkan SDM yang unggul, kami membuka Jalur Penerimaan Mahasiswa Vokasi
(Jarvis) sebagai langkah awal mencetak SDM industri yang kompeten dan adaptif dengan industi
4.0," tuturnya.
Pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan sistem pendidikan
melalui Jarvis sehingga lebih adaptif dengan kondisi dan tantangan ke depannya yang terus
berubah.
"Kurikulum pendidikan vokasi ini disusun bersama dengan industri sehingga diharapkan nantinya
bisa langsung diserap oleh industri tanpa proses adjustment yang lama. Hal ini terkait pula
dengan program link and match yang akan menjembatani antara kompetensi tenaga keja dengan
kebutuhan industi," ujarnya.
Untuk mendukung kegiatan pembelajaran, setiap kampus juga dilengkapi dengan berbagai
peralatan, termasuk laboratorium, workshop berstandar industri, dan pabrik di dalam sekolah
yang memadai. Ada juga lembaga sertifikasi profesi dan tempat uji kompetensi
"Kami juga ada kerja sama internasional dengan sejumlah lembaga di berbagai negara yang
berhasil menerapkan pendidikan vokasi, seperti di Jerman, Belanda, Swiss, Singapura, Kanada,
dan Australia," tuturnya.
84

