Page 453 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 453
Menurut Ida, investasi berkaitan erat dengan penyerapan tenaga kerja. Hingga saat ini, tidak
ada larangan bagi investor untuk memboyong tenaga kerjanya.
"Selama dalam rangka mendukung percepatan penyelesaian proyek dan transfer of knowledge,"
ia menjelaskan.
Dalam PP 34/2021, disebutkan bahwa kendali terhadap sumber daya manusia tetap berada di
tangan tenaga kerja Indonesia. Beleid tersebut melarang TKA untuk mengisi pos strategis yang
mengatur urusan personalia.
"Jadi mutlak, urusan rekrutmen dan terminasi sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja kita,"
kata Ida. Untuk alih teknologi dan pengetahuan, tiap TKA harus didampingi oleh tenaga kerja
Indonesia.
Ini diwajibkan untuk meneruskan pengetahuan tentang pengelolaan teknologi dan keahlian.
Dengan itu diharapkan tenaga kerja domestik memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan
teknologi yang dipergunakan oleh TKA dalam melaksanakan pekerjaannya.
Investasi dan TKA memang tak bisa dilepaskan. Dalam masa Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, TKA dilarang masuk ke Indonesia. Secara berangsur-
angsur, Covid-19 mulai melandai.
Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi
(Kemenko Marves), Septian Hario Seto, mengatakan bahwa pelan-pelan pintu bagi TKA akan
kembali dibuka.
"Karena kasus Covid-19 sudah turun, dan industrinya sudah banyak yang beroperasi," katanya
saat dihubungi GATRA pada Sabtu, 25 September lalu.
Menurut Seto, banyak pihak yang memberikan masukan soal TKA. Sebagian memang mengeluh
soal peralatan yang tidak bisa dioperasikan.
"Karena engineernya dari luar negeri," katanya. Jika TKA tidak bisa masuk, investasi bisa
dipastikan terhambat. "Nanti cost over bisa tinggi," ia menjelaskan.
Belum lagi dengan urusan perawatan PLTU, baik milik PLN maupun swasta. Beberapa waktu lalu,
ada penundaan perawatan karena TKA yang belum bisa masuk ke Indonesia.
"Kalau masa perawatan tertunda terus, bisa terganggu suplai listriknya," kata Seto. Ditilik dari
sisi kebutuhan, memang TKA paling banyak mengisi posisi engineer yang menginstalasi hingga
merawat mesin-mesin.
"Namun kita memang hati-hati sekali. Mereka harus melewati PCR tiga kali. Sebelum berangkat
PCR, terus sampai di Bandara juga PCR, terus mereka karantina 8 hari, di hari ketujuh mereka
harus di PCR lagi," Seto menjelaskan.
Semangat untuk menghadirkan TKA salah satunya adalah alih teknologi dan pengetahuan.
Namun, untuk mesin-mesin baru, proses instalasi masih harus dilakukan oleh TKA.
"Sekaligus memberi training ke pekerja lokal. Jika nanti ada masalah, enggak perlu panggil
mereka (TKA) lagi," katanya.
Meski demikian, ada beberapa porsi perawatan yang memang belum bisa dilakukan pekerja
lokal. Seto paham, TKA sering menjadi isu yang menggelinding di masyarakat. Tapi, ia menjamin
bahwa TKA hanya dibutuhkan untuk proses tertentu dalam suatu proyek.
452