Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2020
P. 18
Dikutip dari Kompas.com, 12 Agustus 2020, BPJAMSOSTEK bertugas memberikan perlindungan
terhadap tenaga kerja Indonesia, baik mereka yang bekerja secara informal maupun nonformal.
Salah satu program yang dihadirkan oleh BPJAMSOSTEK untuk membantu para pekerja adalah
program Return to Work (RTW) .
Melalui unggahan di akun Instagram resmi BPJAMSOSTEK @ bpjs .ketenagakerjaan pada Selasa
(17/11/2020), lembaga itu menjelaskan tentang apa itu program RTW.
Program RTW adalah salah satu manfaat dari Jaminan Kecelekaan Kerja (JKK) yang merupakan
bantuan untuk kesiapan kembali bekerja.
Program persiapan itu mencakup pendampingan kepada peserta yang mengalami kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.
Termasuk sejak peserta menjalani perawatan di rumah sakit sampai peserta tersebut dapat
kembali bekerja.
Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan,
Irvansyah Utoh Banja mengatakan, program RTW diselenggarakan mulai Juli 2015 dan sejak
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 49 mengenai dukungan kembali
bekerja.
Utoh mengatakan, manfaat program RTW diberikan kepada pekerja yang mengalami Kecelakaan
Kerja atau Penyakit Akibat Kerja dan mendapatkan rekomendasi dari dokter penasehat.
"Kecelakaan kerja baik dari berangkat kerja, pulang kerja, saat di tempat kerja, maupun dinas
bekerja," kata Utoh saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/11/2020).
Utoh mengatakan, selama peserta mengikuti program RTW, maka santunan Sementara Tidak
Mampu Bekerja (STMB) tetap dibayarkan sampai peserta selesai mengikuti pelatihan kerja.
"Pendampingan dilakukan sejak dari UGD, proses pelayanan kesehatan, rehabilitasi, pelatihan
kerja, hingga pendampingan peserta kembali bekerja selama 3 bulan di tempat kerjanya," kata
Utoh.
Utoh mengatakan, untuk mengikuti program RTW bisa diawali dari pekerja atau pemberi kerja,
dan persetujuan harus dari keduanya Dia menambahkan, program RTW mencakup semua jenis
kecelakaan kerja, yakni kecelakaan saat berangkat kerja, pulang kerja, saat di tempat kerja,
maupun dinas bekerja.
Program juga diberikan apabila pekerja mengalami kecelakaan kerja dan mengakibatkan
kecacatan.
Adapun kriteria kecacatan yang tercover adalah cacat anatomi dan/atau cacat fungsi sesuai
rekomendasi dokter penasehat yang berkoordinasi dengan dokter yang merawat.
"Untuk cacat total tetap (permanen) yang mana peserta tidak dapat kembali bekerja, BPJS
Ketenagakerjaan hanya menjamin biaya pengobatan dan perawatan saja," kata Utoh.
17