Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2020
P. 74

Tahun  2020.  Aturan  itu  terbit  karena  adanya  implikasi  pandemi  Covid-19  yang  mengurangi
              kemampuan dunia usaha dalam membayar iuran jaminan sosial.
              Sri Mulyani mengatur bahwa dana operasional BPJS Ketenagakerjaan akan diambil dari iuran
              program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Hari Tua (JHT),
              Jaminan Pensiun (JP), serta dana hasil pengembangan JHT dan JP.

              Pada tahun lalu, berdasarkan PMK 224/2019, dana operasional itu diambil dari 1,22 persen iuran
              JKK,  1,22  persen  iuran  JKm,  4  persen  iuran  JHT,  4  persen  iuran  JP,  5  persen  dana  hasil
              pengembangan  JHT  yang  dikurangi  beban  pengembangan,  dan  5  persen  dana  hasil
              pengembangan JP yang dikurangi beban pengembangan.

              Sri Mulyani meningkatkan persentase alokasi dana operasional tahun ini dari iuran JKK dan JP
              masing-masing menjadi 7,5 persen, sedangkan yang lainnya tetap. Meskipun terdapat kenaikan
              porsi, dana operasional yang diperoleh BPJS Ketenagakerjaan justru berkurang.

              Berdasarkan PMK 177/2020, dana operasional tahun ini paling banyak sebesar Rp4,05 triliun,
              turun 23,17 persen jika dibandingkan dengan dana operasional 2019 yang paling banyak sebesar
              Rp5,27 triliun.

              "Besaran nominal dana operasional termasuk bagian dana operasional yang digunakan untuk
              membiayai  kegiatan  penanganan  Covid-2019  paling  banyak  sebesar  Rp32  miliar  dan
              penyelenggaraan pelatihan vokasi paling banyak sebesar Rp20 miliar," tulis Sri dalam aturan
              tersebut.

              Nantinya,  Sri  Mulyani  akan  melakukan  monitoring  realisasi  penggunaan  dana  operasional
              terhadap realisasi penerimaan dana operasional, dan pencapaian target kinerja penerimaan iuran
              dan dana hasil pengembangan itu. Pemantauan oleh pemerintah dilakukan paling sedikit satu
              kali dalam setahun.

              "Hasil  monitoring  sebagaimana  dimaksud  pada ayat  (1)  menjadi bahan  pertimbangan  dalam
              penetapan besaran dana operasional tahun berikutnya," tertulis dalam aturan tersebut.






































                                                           73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79