Page 15 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 15

Untuk itu, Jokowi percaya transformasi digital UMKM akan mendorong perekonomian di ASEAN.
              Makanya, pemerintah di masing-masing negara ASEAN harus punya andil yang lebih besar dalam
              mendorong transformasi digital. "Ini penting untuk menjadikan ASEAN menjadi kawasan yang
              digital friendly," katanya.

              Sementara, Jokowi mengklaim Indonesia punya ekosistem yang cukup menjanjikan. Pasalnya,
              jumlah perusahaan rintisan di Indonesia mencapai 2.993 pada 2019. Jumlah itu menjadi yang
              terbesar di dunia.

              Selain itu, Indonesia juga miliki satu Decacorn dan empat Unicorn. Pemerintah, kata Jokowi,
              terus memberikan dukungan pengembangan digital dengan memberikan insentif berupa super
              tax deduction bagi industri yang berinvestasi dalam riset dan pengembangan.

              Selain itu, Presiden memperkirakan ekonomi digital Indonesia dapat mencapai US$133 miliar
              atau  sekitar  Rp  1,8  kuadriliun  pada  2025  mendatang.  Hal  ini  seiring  dengan  kemajuan
              perkembangan digital, khususnya di masa pandemi Covid-19.
              Menurut  Jokowi,  potensi  ekonomi  digital  di  ASEAN  mencapai  US$  200  miliar.  Data  PBB
              menunjukkan  jaringan  seluler  telah  menjangkau  lebih  dari  95  persen  populasi  di  dunia.
              Sementara, 441 juta orang atau 65 persen populasi ASEAN adalah pengguna internet per Juni
              2020. Ini berarti ketergantungan dunia terhadap teknologi semakin tinggi.
              "Lebih dari 1,5 miliar anak harus belajar dari rumah, ratusan juta orang harus bekerja dengan
              platform virtual, online shopping meningkat tajam. Kondisi ini tentu memberikan peluang besar
              untuk memepercepat transformasi digital,"ujar Jokowi seperti dikutip cnnindonesia.com.

              Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan nilai ekonomi digital dari internet
              berpotensi naik 3 kali lipat hingga 2025 mendatang. Nilai ekonomi digital internet pada 2019.
              sebesar US$40 miliar, sedangkan 5 tahun lagi diprediksi lebih dari US$133 miliar. Proyeksi ini
              dibuat berdasarkan riset yang, dilakukan oleh Google, Temasek dan Bain & Company bertajuk
              eConomy SEA 2020 at Full Velocity: Resilient and Racing Ahead.

              Sementara, Menkeu mengatakan ekonomi digital dar itransaksi e-commerce berpotensi naik dari
              USS20 miliar menjadi US$82 miliar. Ini berarti ada potensi kenaikan hingga 4 kali lipat. "Lalu
              Online travelling naik dari US$10 miliar ke US$25 miliar. Itu 2,5 kali lipat," ujarnya. '
              Menurut Sri Mulyani, potensi, ekonomi digital Indonesia memang sangat besar. Namun, itu bisa
              menjadi percuma jika infrastruktur yang ada tak mendukung sektor digital itu sendiri. Makanya,
              pemerintah  mengalokasikan  dana  sebesar  Rp413  triliun  untuk  digital  pada  2021.  Dana  itu
              dianggarkan untuk mengembangkan infrastruktur dan sektor digital di Indonesia.

              Percepat Otomatisasi

              Sebelumnya,  laporan  Forum  Ekonomi  Dunia  (WEF)  mengungkapkan  pandemi  corona  telah
              mempercepat  otomatisasi  atau  peralihan  tenaga  manusia  dengan  mesin  sebagai  dampak
              kemajuan  teknologi  Bahkan,  otomatisasi  sudah  mulai  terjadi  di  industri  perbankan,  yaitu
              menggantikan kasir dengan robot.

              Permasalahannya, WEF menjelaskan bahwa otomatisasi dapat menggantikan 85 juta pekerjaan
              dalam  lima  tahun  ke  depan.  "Otomatisasi  bersama  dengan  Covid-19  telah  menciptakan
              'gangguan ganda' bagi pekerja," tulis laporan WEF, belum lama ini.

              Menurut WEF, bila pekerja. yang berisiko digantikan oleh robot, seperti kasir bank, tidak segera
              dilatih  untuk  profesi  baru,  maka  mereka  akan  kehilangan  pekerjaan.  Lebih  dari  dua  perlima
              perusahaan  kelas  kakap  yang  disurvei  WEF  mengaku  akan  memangkas  jumlah tenaga  kerja
              mereka karena integrasi teknologi.

                                                           14
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20