Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 77
"Atas nama pemerintah, saya minta maaf atas kejadian yang Ibu alami. Saya meminta izin
kepada Ibu untuk merujuk Ibu ke rumah sakit hingga Ibu sembuh," ucap Benny kepada Sugiyem
seperti dalam keterangan yang diterima detikcom, Minggu (15/11/2020).
Benny memastikan bahwa proses hukum kepada majikan Sugiyem harus ditegakkan. Dia
berharap majikan Sugiyem mendapatkan hukuman dari pemerintah Singapura.
Penyiksaan yang dialami Sugiyem telah dilaporkan UPT BP2MI Semarang kepada Kedutaan Besar
Republik Indonesia (KBRI) di Singapura. KBRI Singapura telah mengetahui alamat majikan
Sugiyem dan melaporkan peristiwa ini ke Kementerian Luar Negeri Singapura, Kementerian
Ketenagakerjaan Singapura, dan Kepolisian Singapura.
Sementara itu, UPT BP2MI Semarang telah membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan video
BAP pada 4-5 November 2020 lalu. Seluruh proses hukum yang dilakukan di dalam negeri telah
dikirim ke Singapura.
Benny memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan KBRI Singapura untuk menjamin
penegakan hukum bagi Sugiyem. Dia menyebut peristiwa yang dialami Sugiyem ini adalah
menyangkut harga diri bangsa.
"Ini sudah menyangkut harga diri negara. Saya tidak rela jika ada tindakan tidak menyenangkan,
apalagi penganiayaan dan kekerasan fisik yang menimpa Pekerja Migran Indonesia. Saya akan
mengawal seluruh proses penanganan kasus Bu Sugiyem," tegasnya.
Simak kisah Sugiyem yang merantau ke Singapura.
Untuk diketahui, Sugiyem ditempatkan melalui proses direct hiring sebagai Penata Laksana
Rumah Tangga (PLRT) dan tidak tercatat dalam Sistem Komputerisasi Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia (SISKOP2MI).
Sugiyem berangkat dari Semarang ke Batam pada Februari 2015 dan kemudian menuju
Singapura melalui jalur laut. Sesampai di Singapura, Sugiyem dijemput oleh agensi untuk medical
check-up dan hasilnya fit.
Tanggal 22 Mei 2015 lalu, Sugiyem mulai bekerja pada majikan pertama. Dia bekerja selama 4
tahun hingga selesai kontak pada 15 April 2019 tanpa ada masalah.
Kemudian, Sugiyem bekerja dengan majikan kedua bernama Umi Kalsum binti Ali mulai 5
Agustus 2019. Saat bekerja di majikan kedua ini, Sugiyem diduga mendapat perlakukan tidak
baik sejak April 2020. Majikan kedua ini diduga melakukan pemukulan pada area mata Sugiyem
hingga hilang fungsi penglihatan serta penyiksaan lainnya.
Majikannya tidak pernah membawa Sugiyem ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan akibat
kekerasan fisik. Alat komunikasi Sugiyem juga disita oleh majikan dan selalu menolak saat
Sugiyem meminta untuk dipulangkan.
Sugiyem akhirnya berhasil dipulangkan secara langsung oleh majikannya pada 23 Oktober 2020
dengan kondisi menggunakan kursi roda. Majikannya hanya mengantarkan Sugiyem hingga
bandara.
76