Page 181 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 181

TARIK ULUR UMP 2021

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. Foto/SINDOnews A+ A-

              Hampir  tiap  tahun  upah  minimal  provinsi  (UMP)  selalu  saja  menjadi  polemik.  Biasanya  yang
              dipersoalkan besaran nilai UMP.

              Namun  kini  beda.  Hal  yang  dipersoalkan  ada  tidaknya  kenaikan  UMP.  Tentu  saja  kalangan
              pekerja/buruh menuntut adanya kenaikan, sementara pengusaha bersikap sebaliknya.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah pun turun tangan. Sebagai regulator, Menaker
              meminta pemerintah daerah (pemda) tidak menaikkan UMP pada 2021. Beleid itu tertuang dalam
              Surat Edaran (SE) Nomor M/11/HK.04/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada
              Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

              Penerbitan SE tersebut diklaim telah berdasarkan kajian yang dilakukan secara mendalam oleh
              Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  terkait  dampak  Covid-19  terhadap  pengupahan.
              Pandemi Covid-19 telah berdampak pada kondisi perekonomian dan kemampuan perusahaan
              dalam memenuhi hak pekerja/buruh, termasuk dalam membayar upah.

              Keputusan Menaker itu pun menuai penolakan. Bendahara Umum Konfederasi Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia Andi Gani (KSPSI AGN) Mustopo menuturkan, keputusan Menaker ini menjadi
              dilema bagi nasib pekerja. Penetapan UMP 2021 bukan menjadi ukuran normal dengan kondisi
              pandemi yang sudah berjalan sembilan bulan.
              (  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  menuturkan,  untuk
              menentukan UMP adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2015, bukan SE Menaker. Karena
              itu, Said Iqbal meminta para kepala daerah untuk tidak mengikuti terbitnya SE Menaker tersebut.

              “Cara  menghitung  kenaikan  UMP,  UMK,  UMSK  adalah  dengan  cara  menghitung  inflasi  plus
              pertumbuhan ekonomi dari September 2019 hingga September 2020. Dengan menghitung itu
              bisa dipastikan September 2019 sampai September 2020 inflasi plus pertumbuhan ekonomi itu
              masih plus,” katanya.

              Sekali pun adanya persoalan resesi ekonomi, Said menyebut hitung-hitungan dari Maret sampai
              September  2020  pertumbuhan  ekonomi  minus  8,22%,  namun  secara  total  dari  inflasi  dan
              pertumbuhan ekonomi angkanya masih plus. (Baca juga: 5 Fakta Menarik Perilaku Trraveling di
              Liburan Akhir Tahun)
              Seakan mendengar tuntutan kalangan buruh, saat ini ada enam provinsi yang menaikkan UMP.
              Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DKI
              Jakarta, dan Bengkulu. “Jadi, sudah ada enam provinsi yang menetapkan UMP 2021 lebih tinggi
              dari 2020,” ujar Menteri Ida dalam rapat secara virtual, Rabu (25/11).
              Menurut  Menaker,  ada  27  provinsi  lain  yang  tak  menaikkan  UMP  di  tahun  depan.  Ada  satu
              provinsi, Gorontalo, yang belum menetapkan kebijakan UMP-nya untuk 2021.

              Ida  mengatakan,  penetapan  UMP  ini  akan  diputuskan  oleh  Kemenaker  pada  akhir  tahun.
              Nantinya,  Menaker  akan  membuat  aturan  dan  penetapan  di  setiap  wilayah.  “Itu  masih  kita
              tunggu dan keputusannya akhir tahun kita akan umumkan,” ucapnya.

              Jika  kalangan  buruh  mengapresiasi  kenaikan  UMP di  enam  provinsi tersebut,  tidak demikian
              dengan  pengusaha.  Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani
              mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang masih terkontraksi negatif dan proyeksi
              inflasi 2021-2022 tidak memungkinkan pengusaha menaikkan UMP. (Baca juga: Sandiaga Uno
              Berpeluang besar Gantikan Edhy Prabowo di Kabinet)

                                                           180
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186