Page 69 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 69
UU CIPTA KERJA MEMBANGKITKAN INDUSTRI E-COMMERCE INDONESIA
Undang-undang (UU) Cipta Kerja diyakini akan memberikan dampak positif kepada banyak
sektor, terutama Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) termasuk industri e-commerce.
Bahkan, berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi e-commerce pada 2020 meningkat sampai
25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp205,5 triliun di
lokapasar (marketplace). "Kami tentu berharap peraturan-peraturan turunan UU Cipta Kerja
dapat lebih menggairahkan dunia usaha Indonesia, terutama UMKM. Jika UMKM bisa menikmati
dampak positif UU ini, tentu akan memberi pengaruh baik juga pada pertumbuhan perdagangan
melalui sistem elektronik," kata Kepala Bidang Konten dan Komunikasi Internal idEA Vriana
Indriasari di Jakarta, Minggu (29/11).
Meskipun diyakini bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan UMKM dan industri e-
commerce, tetapi Indriasari mengaku masih mengkaji lebih dalam pasal-demi pasalnya. Terlebih,
peraturan-peraturan turunan dari UU ini, yakni Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan
RPerpres juga masih dipersiapkan pemerintah.
Menurutnya, peraturan-peraturan turunan tersebut sangat penting karena mengatur lebih detail
terkait pelaksanaan UU Cipta Kerja. "Nah, kami masih harus menunggu untuk bisa menyusun
strategi penerapannya di industri e-commerce. Jadi, implikasi secara langsung ke bisnis e-
commerce, saat ini, belum bisa dipastikan.
Namun, jika berkaca dari data Bank Indonesia, di mana transaksi e-commerce pada 2020
meningkat sampai 25 persen, maka bisnis e-commerce diyakini bakal tetap tumbuh pesat pada
2021, didorong oleh bergesernya pola belanja konsumen selama pandemi. Migrasi ke ke kanal
daring pun diperkirakan bakal banyak dilakukan UMKM. "Kehadiran UU Cipta Kerja akan
berdampak lebih positif," terangnya.
Terkait serapan tenaga kerja, pertumbuhan bisnis e-commerce dari tahun ke tahun telah berhasil
membawa dampak positif pada penyediaan lapangan pekerjaan. Tak hanya di perusahaan-
perusahaan e-commerce, tetapi juga industri terkait seperti logistik, digital marketer, fintech,
dan lain sebagainya. "Untuk saat ini, juga membantu UMKM untuk bisa membuka peluang lebih
besar dengan berwirausaha dan berjualan di e-commerce," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Klaster Fintech Produktif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia
(AFPI) Pamitra Wineka menilai, kehadiran UU Cipta Kerja sangat mendukung dan memudahkan
kemunculan UMKM baru. "Menurut saya dengan hadirnya UU Cipta Kerja sangat mendukung dan
memudahkan kemunculan UMKM-UMKM baru," ujar Pamitra Wineka dalam diskusi daring di
Jakarta.
Dia melihat salah satu pasal UU Cipta Kerja membahas bahwa saat ini UMKM tidak membutuhkan
syarat jaminan aset ketika akan mengajukan permohonan pinjaman, dan kegiatan bisnisnya
yang menjadi jaminan permohonan pinjaman tersebut.
Kendati demikian, katanya, pemerintah juga perlu menopang semangat UMKM dalam UU Cipta
Kerja tersebut melalui digitalisasi UMKM, dan juga kolaborasi antar pemangku kepentingan
dalam membentuk ekosistem bagi UMKM.
"Dukungan ini penting dalam rangka menjadikan bisnis pelaku UMKM berkelanjutan dan
menghindarkan kredit macet atau non performing loan akibat kegagalan bisnis UMKM,"
terangnya.
(flo/jpnn).
68