Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 SEPTEMBER 2020
P. 89
Hal ini pula yang disayangkan epidemiolog dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
Mouhammad Bigwanto. Idealnya, ketika ada penularan bahkan muncul klaster, informasi itu
segera diumumkan ke publik. Tujuannya tidak lain agar orang-orang yang pernah berkontak
dengan orang atau lokasi tersebut bisa segera mengantisipasi dengan cara mengisolasi diri atau
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Semua ini penting guna memutus mata rantai penularan, apalagi kapasitas tracing di Indonesia
khususnya DKI Jakarta masih bernilai merah.
KawalCovid19 memiliki indikator Rasio Lacak dan Isolasi (RLI), yakni perbandingan antara jumlah
pasien positif dengan jumlah probabel dan suspek. Indikator ini berusaha mengetahui berapa
orang yang di-tracing per satu kasus positif. Hasilnya, RLI Jakarta Pusat 1,49; Jakarta Utara
1,66; Jakarta Barat 1,86; Jakarta Selatan 2,12; dan Jakarta Timur 1,80. Artinya, secara rata-rata
hanya sekitar 1-2 orang yang dijadikan suspek per satu kasus positif.
“Sehingga masih betul-betul mengandalkan kesadaran masing-masing,” kata Bigwanto kepada
reporter Tirto, Jumat.
Seperti pula Trubus, Bigwanto meminta Kemenkes memberi contoh bagaimana kantor yang
pekerjanya terkena Corona. Bigwanto mengingatkan bahwa virus tidak bisa dihadapi dengan
pencitraan. Ketika kasus disembunyikan justru yang didapat adalah ledakan masalah di
kemudian hari.
“Ini momentum buat Kemenkes. Enggak perlu menyangkal, sampaikan, dan edukasi masyarakat
untuk tidak menstigma supaya kita bisa men-support bareng-bareng,” katanya.
88