Page 141 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JUNI 2021
P. 141

Keuangan, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Perhubungan, Komnas HAM, Komisi VI DPR, dan
              Ombudsman.
              Sebelumya para eks karyawan juga telah meminta penjelasan dari manajemen Merpati ihwal
              berbagai persoalan hak-hak yang belum tuntas dibayar itu. Tetapi, sampai saat ini manajemen
              belum memberikan penjelasannya.

              "Oleh karena itu, kami mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Surat tersebut
              meminta  dukungan  dari  Jokowi  supaya  pemegang  saham  atau  Kementerian  BUMN  dapat
              membayar pesangon eks karyawan Merpati," ujarnya, Rabu (23/6/2021).

              Seperti diketahui, Merpati Air telah berhenti beroperasi sejak Februari 2014. Dalam kondisi tutup
              operasi, perusahaan masih memiliki utang pembayaran gaji kepada karyawan dan pesangon
              yang belum dibayar.

              Kementerian  BUMN  mengambil  jalan  untuk  merestrukturisasi  Merpati  melalui  melalui  PT.
              Perusahaan  Pengelola  Aset  (PPA)  dengan  skema  penyertaan  modal  pemerintah.  PMN  yang
              disetujui pada 2015 adalah senilai Rp500 miliar.

              Dana itu digunakan untuk penyelesaian masalah karyawan sebesar Rp300 miliar. Sebaliknya,
              dana  senilai  Rp  200  miliar  lainnya  untuk  proses  Penundaan  Kewajiban  Pembayaran  Utang
              (PKPU), administrasi, dan pra-operasi untuk terbitkan AOC atau izin terbang kembali.

              Dengan  kondisi  yang  dialami  saat  ini,  dalam  surat  terbukanya,  para  eks  pilot  tersebut  juga
              meminta, "Janganlah kami diperlakukan seperti kata pepatah habis manis, sepah dibuang. Kami
              memohon dengan sangat, perhatian serta pertolongan Bapak Presiden untuk membantu dapat
              segera dibayarkannya hak pesangon kami." Berikut ini secara lengkap curahan hati para pilot
              eks MNA dalam surat terbukanya kepada Presiden Joko Widodo: Sebelumnya ijinkan kami Para
              Ex. Pilot PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang tergabung dalam Paguyuban Pilot Ex.
              Merpati (PPEM), yang juga mewakili kepentingan seluruh Ex. Karyawan Merpati, pertama tama
              mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan YME serta mendoakan semoga Presiden RI Bapak Ir.
              Joko Widodo diberi kesehatan lahir dan batin serta selalu dalam bimbingan dan lindungan-Nya
              dan selalu diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas Negara sehari hari.

              Almarhum  Bung  Karno  pernah  berpesan  "Jangan  sekali-kali  melupakan  sejarah",  begitupun
              dengan kisah Merpati yang berdiri pada tanggal 6 September 1962.

              Merpati pernah memiliki peran yang sangat besar dan signifikan kepada negara ini terutama
              dalam menjalankan tugas sebagai agen pembangunan, membuka akses dari dan ke daerah yang
              terpencil dengan fasilitas yang sangat minim.

              Merpati juga didaulat untuk selalu turut serta membantu mewujudkan "Wawasan Nusantara" di
              bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan diberikan Tugas sebagai Jembatan Udara Nusantara.

              Di antara kami pun Para Pilot serta Awak Pesawat yang lain banyak yang telah gugur dalam
              tugas bahkan ada yang sampai sekarang jasad maupun pesawatnya hilang seperti di daerah
              Papua dan Selat Molo disekitar Pulau Rinca Nusa Tenggara Timur.

              Kalau pun saat ini dikarenakan sesuatu dan lain hal Merpati harus ditutup atau dilikuidasi oleh
              negara,  kami  seluruh  ex  Karyawan  Merpati  juga  tidak  memiliki  daya  dan  kuasa  untuk
              mencegahnya.

              Hanya satu hal yang ingin kami mohon kepada Bapak Presiden, janganlah kami diperlakukan
              seperti kata pepatah "Habis manis, Sepah dibuang", Kami memohon dengan sangat, perhatian
              serta pertolongan Bapak Presiden untuk membantu dapat segera dibayarkannya hak pesangon
              kami yang sejak tahun 2016 belum tuntas diselesaikan oleh PT Merpati sebagai Perusahaan Milik

                                                           140
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146