Page 260 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 260

44 ATURAN TURUNAN HAMPIR RAMPUNG

              Seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) yang terlibat dalam penyiapan peraturan pelaksanaan UU
              Cipta  Kerja  saat  ini  terus  melakukan  akselerasi  pembahasan  dan  penyelesaian  44  peraturan
              pelaksanaan UU Cipta Kerja yang terdiri dari 40 Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan 4
              Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres).

              Kemenko Perekonomian bersama-sama dengan 19 K/L yang menjadi penanggung jawab sektor
              dari 44 Peraturan Pelaksanaan UU Cipta Kerja, secara intensif terus melakukan pembahasan
              antar K/L mengejar waktu penyelesaian dari draft RPP dan RPerpres. Saat ini. sudah ada 30
              peraturan  pelaksanaan  (27  RPP  dan  3  RPerpres)  yang  diunggah  di  Portal  UU  Cipta  Kerja
              (https://uu-ciptaker-ja.go.id/).

              "Pemerintah menargetkan pada akhir November atau awal Desember 2020, seluruh RPP dan
              RPerpres yang memerlukan masukan dari masyarakat atau publik, sudah bisa di-upload dan
              diakses  masyarakat  melalui  Portal  UU  Cipta  Kerja,  sehingga  masyarakat  bisa  memberikan
              masukan untuk penyempurnaan RPP dan RPerpres tersebut," kata Menteri Koordinator Bidang
              Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan di Jakarta, Senin.

              Dengan demikian, masih ada 14 peraturan pelaksanaan (13 RPP dan 1 RPerpres) yang masih
              belum diunggah ke Portal UU Cipta Kerja, terutama yang masih dalam proses harmonisasi dan
              sinkronisasi substansinya antar K/L. Memang tidak semua RPP yang substansinya memerlukan
              masukan  dari  masyarakat,  seperti  misalnya  RPP  mengenai  Penetapan  Modal  Awal  Lembaga
              Pengelola Investasi, yang pokok-pokoknya sudah ditetapkan di UU Cipta Kerja dan Pemerintah
              tinggal menetapkan kedalam PP.

              Khusus  RPP  yang  berkaitan  dengan  Ketenagakerjaan  (4  RPP),  saat  ini  masih  di  lakukan
              pembahasan  di  Tim  Pembahas  Tripartit  Nasional.  Sedangkan  RPP  terkait  dengan  Norma,
              Standar, Prosedur dan Kriteria (NS-PK) Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, yang dikoordinasikan
              oleh Kemenko Perekonomian, saat ini subtansi RPP telah selesai dibahas dan sedang dilakukan
              sinkronisasi antar K/L dan asesmen terhadap konsistensi pengaturan perizinan di masing-masing
              sektor, untuk menghindari tidak sinkronnya kebijakan.

              Sementara, untuk RPPdi sektor keagamaan. yang terkait dengan pengaturan mengenai ibadah
              haji  dan  umrah.  Kemenko  Perekonomian  sedang  mengkoordinasikan  pembahasan  bersama-
              sama  dengan  Kementerian  Agama,  asosiasi/forum  asosiasi  dan  para  pelaku  usaha
              penyelenggara ibadah haji khusus dan umrah.

              Sedangkan RPerpres yang terkait dengan pengaturan usahadi bidang penanaman modal, sedang
              di  lakukan  sinkronisasi  pengaturan  alokasi  Bidang  Usaha  untuk  UMK  dan  Kemitraan  dengan
              Pelaku  Usaha  Menengah  dan  Besar.  RPerpres  ini  akan  sejalan  dengan  RPP  yang  mengatur
              mengenai kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMKM dan koperasi yang telah selesai
              disiapkan RPP nya dan diunggah di Portal UU Cipta Kerja.

              "Rancangan  Perpres  tentang  Bidang  Usaha  Penanaman  Modal  atau  yang  kita  kenal  sebagai
              Daftar Prioritas Investasi (DPI), saat ini sedang di lakukan sinkronisasi agar sejalan dengan RPP
              lainnya, seperti RPP yang terkait dengan UMKM dan koperasi, agar seimbang antara kebutuhan
              mendorong investasi dengan perlindungan dan pemberdayaan UMKM," ujar Airlangga.

              Adapun  yang  terkait  dengan  RPP  Perdagangan  dan  RPP  Perindustrian,  sudah  dilakukan
              sinkronisasi dan harmonisasi proses bisnis antara kedua sektor, agar terpadu dan terintegrasi
              dalam pelaksanaannya di lapangan. Saat ini masih menunggu proses finalisasi hasil harmonisasi
              untuk dituangkan kedalam RPP Perdagangan dan juga di RPP Perindustrian.(Ant)




                                                           259
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265