Page 282 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 282

"Tingkat  pengangguran  ini,  kalau  kita  lihat  tambahan  pengangguran  akibat  adanyaCOVID-
              19adalah 2,67 juta orang," kata Menkeu Sri Mulyani dilansir dariAntara, Selasa (24/11/2020)Sri
              Mulyani menuturkan selama periode Agustus 2019 hingga Agustus 2020 juga terdapat tambahan
              angkatan kerja baru yaitu 2,36 juta orang serta penurunan lapangan kerja yang diciptakan oleh
              Covid-19 adalah 0,31 juta.



              SRI MULYANI: JUMLAH PENGANGGURAN BERTAMBAH 2,67 JUTA

              Menteri Keuangan(Menkeu)Sri MulyaniIndrawati menyatakan jumlahpenganggurandi Indonesia
              bertambah sebanyak 2,67 juta orang akibat pandemiCovid-19yaitu dari 7,1 juta orang menjadi
              9,77 juta orang atau dari 5,23 persen ke 7,07 persen.

              "Tingkat  pengangguran  ini,  kalau  kita  lihat  tambahan  pengangguran  akibat  adanyaCOVID-
              19adalah 2,67 juta orang," kata Menkeu Sri Mulyani dilansir dariAntara, Selasa (24/11/2020)Sri
              Mulyani menuturkan selama periode Agustus 2019 hingga Agustus 2020 juga terdapat tambahan
              angkatan kerja baru yaitu 2,36 juta orang serta penurunan lapangan kerja yang diciptakan oleh
              Covid-19 adalah 0,31 juta.

              Ia merinci dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak Covid-19 sebanyak 2,56 juta orang
              merupakan pengangguran, 0,7 juta orang itu bukan angkatan kerja, 1,77 juta orang sementara
              tidak bekerja, dan 24 juta orang bekerja namun dengan jam yang lebih rendah.

              "Jadi tentu ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Ini tantangan yang harus kita
              selesaikan," tegas Sri Mulyani.

              Ia menjelaskan jumlah pengangguran yang bertambah berimplikasi pada berkurangnya tingkat
              kesejahteraan  masyarakat  yang  sebetulnya  mencapai  10,69  persen  namun  dengan  adanya
              bansos maka berkurang menjadi 9,69 persen.

              "Adanya perlindungan sosial maka kita bisa menurunkan dampak buruk dari yang seharusnya
              10,96 persen menjadi 9,69 persen. Ini lebih rendah 1,5 persen. Itu suatu angka yang cukup
              signifikan," kata Sri Mulyani.

              Tak  hanya  itu  ia  menyebutkan  tingkat  kesejahteraan  yang  menurun  juga  tercermin  dari
              banyaknya masyarakat yang saat ini beralih dari sektor formal ke informal yaitu dari 44,12 persen
              turun ke 39,53 persen.
              "Mereka kemudian menjadi pekerja di sektor informal sehingga pekerja di sektor informal naik
              dari 55,8 persen menjadi 60,4 persen," jelas Sri Mulyani.

              Sri Mulyani juga mengatakan libur panjang saat pandemi justru tidak memberikan perbaikan
              kepada indikator ekonomi atau tidak terjadi konsumsi tapi justru menambah jumlah kasus Covid-
              19.

              "Berarti  ini  harus  hati-hati  melihatnya,  apakah  dengan  adanya  libur  panjang,  masyarakat
              melakukan aktivitas, mobilitasnya tinggi namun tidak menimbulkan belanja dan menimbulkan
              tambahan kasus Covid," kata dia.

              Menurut dia, pada kuartal IV-2020, jumlah hari kerja memang lebih sedikit dibandingkan periode
              sama tahun lalu.

              Pada Oktober tahun ini, lanjut dia, jumlah hari kerja mencapai 23 hari sedangkan tahun ini 19
              hari kerja karena adanya libur panjang.



                                                           281
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287