Page 243 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2020
P. 243

"(Aturan)  50  persen  karyawan  kadang-kadang  sudah  dia  jalankan,  tapi  sif-nya  yang  tidak
              dijalankan.  Makanya  kita  banyak  kan  (kasus  positif  di  klaster  perkantoran),"  kata  Andri  di
              Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (28/7) kemarin.



              KLASTER PERKANTORAN DKI, PERUSAHAAN DICAP TAK PATUH SIF KERJA
              Jakarta -  Pemerintah Provinsi  DKI Jakarta  meminta perusahaan dan perkantoran di ibu kota
              lebih disiplin lagi dalam menerapkan aturan protokol pencegahan  virus corona  (Covid-19),
              terutama soal sif kerja. Alhasil, hingga kemarin tercatat ada 68 perkantoran di Jakarta yang
              menjadi klaster penyebaran virus corona (Covid-19) di Jakarta.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Jakarta Andri Yansah mengatakan, dari
              pengawasan, ditemukan masih banyak perkantoran yang tidak mematuhi aturan pembagian sif
              kerja bagi para pegawainya.
              "(Aturan)  50  persen  karyawan  kadang-kadang  sudah  dia  jalankan,  tapi  sif-nya  yang  tidak
              dijalankan.  Makanya  kita  banyak  kan  (kasus  positif  di  klaster  perkantoran),"  kata  Andri  di
              Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (28/7) kemarin.

              Sebelumnya,  Gugus  Tugas  Percepatan  Penanganan  Covid-19  juga  telah  menerbitkan  Surat
              Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengaturan jam Kerja di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
              Tangerang dan Bekasi.

              Edaran  itu  dibuat  agar  kantor  pemerintahan  dan  swasta  memberlakukan  jam  kerja  dua
              gelombang guna mencegah penularan virus corona (Covid-19) di transportasi umum, khususnya
              KRL Commuter Line.

              Sif  pertama  dimulai  07.00-07.30  WIB,  sedangkan  sif  kedua  dimulai  10.00-10.30  WIB.
              Pemerintah berharap perkantoran menerapkan waktu kerja selama delapan jam. Sehingga sif
              pertama bisa rampung pada 15.00-15.30 WIB, sedangkan sif kedua pada 18.00-18.30 WIB.


              Lebih lanjut, Andri mengatakan, setelah ketahuan banyak kasus positif ditemukan, perusahaan
              baru menerapkan aturan tersebut.

              Sementara  dari  sisi  pengawasan  pun,  Andri  mengakui  pihaknya  masih  belum  bisa  optimal
              mengawasi seluruh perusahaan yang tersebar di Jakarta. Oleh karenanya, dibutuhkan kerja
              sama dari semua pihak untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di area
              kantor.

              "Kan kita enggak mungkin pengawasan kita mencukupi. Makanya saya bilang peran serta dari
              masing-masing gugus tugas (internal perusahaan)," papar dia.
              Lebih  lanjut,  menurut  dia,  pihaknya  juga  masih  menemukan  perusahaan  yang  menerapkan
              protokol  pencegahan  Covid-19  ala  kadarnya.  Hal  ini,  kata  dia,  disebabkan  gugus  tugas
              penanganan Covid-19 di internal kantor tidak berjalan maksimal.

              "Sering sekali saya menemukan protokol Covid sudah disiapkan, tapi terkadang tidak dijalankan.
              Kenapa? Itu dia, gugus tugasnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga akibatnya klaster di
              perkantoran terjadi," papar Andri.

              "Kalau saja dia rewel, tolong cuci tangan dulu, cuci tangannya udah ada kok. Air sudah ada,
              sabun sudah ada. Mau ukur suhu aja basa-basi. Nah itu, kan enggak mungkin saya sampai
              sedemikian  rupa  mengawasi,  makanya  saya  bilang  peran  serta  dari  gugus  tugas  internal
              perusahaan," lanjut dia.

                                                           242
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248