Page 36 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2021
P. 36

SUBSIDI UPAH BERPOTENSI SALAH SASARAN

              Pemerintah  telah  merampungkan  regulasi  tentang  bantuan  subsidi  upah  bagi  pekerja  yang
              terdampak kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Kriteria penerima dibatasi
              untuk  pekerja  formal  bergaji  Rp  3,5  juta  yang  terdaftar  di  BP  Jamsostek.  Dengan  kriteria
              tersebut, bantuan tunai itu dikhawatirkan tidak merata bagi pekerja terdampak serta berpotensi
              salah sasaran.

              Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan  Anwar  Sanusi,  Rabu  (28/7/2021),
              mengatakan, bantuan subsidi upah menurut rencana mulai disalurkan Agustus mendatang.

              Dalam  peraturan  menteri  ketenagakerjaan  tentang  subsidi  upah  itu  diatur  beberapa  kriteria
              terkait penerima bantuan. Bantuan akan diberikan kepada 8 juta pekerja formal dengan upah
              Rp 3,5 juta ke bawah per bulan di wilayah PPKM level 4 dan level 3. Pekerja terkait harus terdaftar
              sebagai peserta aktif penerima upah (PU) di BP Jamsostek.

              Anwar  menjelaskan,  penerima  dibatasi  pada  peserta  BP  Jamsostek  untuk  memudahkan
              pertanggungjawaban data. Sementara peserta BP Jamsostek berstatus bukan penerima upah
              (BPU) yang merupakan pekerja informal tidak masuk hitungan, karena program subsidi upah
              dibuat tidak hanya untuk pekerja, tetapi juga untuk dunia usaha/pemberi kerja.

              Ketua  Federasi  Serikat  Buruh  Persatuan  Indonesia  (FSBPI)  Dian  Septi  mengatakan,  kriteria
              penerima itu bisa mempersulit pekerja terdampak mendapat bantuan. Sebab, yang terdata di BP
              Jamsostek  hanya  pekerja  formal  yang  didaftarkan  perusahaan.  Padahal,  masih  banyak
              perusahaan tidak mendaftarkan pekerjanya.


              Sampai akhir 2020, jumlah pekerja yang terdaftar di BP Jamsostek sebanyak 50,69 juta orang.
              Dari jumlah itu, yang merupakan peserta aktif hanya 29,98 juta orang. Para pekerja ini belum
              dilaporkan berhenti oleh pemberi kerja, masih aktif membayar iuran, serta dalam masa tenggang
              pembayaran. Sisanya terhitung non-aktif.

              Sementara total jumlah angkatan kerja di Indonesia per Februari 2021 adalah 131,06 juta orang.
              Sekitar 90 juta orang di antaranya memenuhi kriteria untuk menjadi peserta Jamsostek. Artinya,
              kepesertaan aktif BP Jamsostek saat ini baru mencakup 33,3 persen dari total pekerja yang
              sebenarnya berhak mendapat jaminan sosial.

              Selain itu, tambah Dian, pekerja di wilayah yang terkena PPKM umumnya mendapat gaji sesuai
              upah minimum provinsi, yang berarti di atas Rp 3,5 juta. "Kalau yang dibayar di bawah Rp 3,5
              juta itu mayoritas buruh informal, dan mereka pasti tidak terdata di BP Jamsostek sehingga tak
              bisa mengakses bantuan," katanya.

              Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  Mirah  Sumirat  mengatakan,  dengan  kriteria  itu,
              penerima bantuan subsidi kemungkinan terbatas pada pekerja di luar Jabodetabek.

              Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
              menyoroti syarat penerima yang tetap membayar iuran rutin. Menurut dia, peserta yang masih
              aktif membayar berarti masih mendapat upah rutin dari perusahaan. Bantuan yang dibatasi pada
              peserta aktif itu berpotensi membuat bantuan salah sasaran.




                                                           35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41