Page 68 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 MARET 2021
P. 68
Namun, pengurangan jam kerja, pembatasan aktivitas masyarakat dan penutupan fasilitas
umum serta pusat perbelanjaan untuk mencegah penularan COVID-19 tidak bisa dipungkiri
memberikan efek kepada perekonomian secara umum dan ketenagakerjaan secara khusus.
Menurut data BPS per Agustus 2020, tingkat pengangguran terbuka Indonesia mencapai 7,07
persen. Dari 138,22 juta orang yang masuk angkatan kerja sekitar 9,77 juta orang menganggur.
BPS juga mencatat 29,12 juta orang penduduk usia kerja mengalami dampak pandemi, dengan
24,03 juta orang mengalami pengurangan jam kerja, 2,56 juta menjadi pengangguran karena
pandemi, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja dan sekitar 760 ribu orang menjadi bukan
angkatan kerja akibat COVID-19.
Melihat dampak itu pemerintah langsung bergerak cepat, tidak hanya bantuan dari sisi
kesehatan, dari sektor ketenagakerjaan pun mulai diluncurkan berbagai jenis subsidi.
Subsidi untuk pekerja terdampak dimulai dengan peluncuran program Kartu Prakerja yang telah
dimodifikasi, semula berfokus pada bantuan untuk peningkatan kompetensi tapi kemudian
ditambah insentif untuk subsidi pandemi.
Kartu Prakerja diluncurkan pada April 2020 dengan skema peserta akan mendapatkan bantuan
Rp3.550.000 dengan rincian biaya pelatihan Rp1.000.000, insentif setelah pelatihan Rp600.000
per bulan selama empat bulan, dan insentif survei Rp150.000.
Dalam 11 gelombang pembukaan pendaftarannya, telah terdapat 5,9 juta orang yang resmi
menjadi peserta untuk mendapatkan bantuan tersebut. Total Rp20 triliun digelontorkan sebagai
anggaran program yang berada di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.
Tidak hanya itu, pemerintah juga meluncurkan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang
menyasar pekerja atau buruh berpendapatan di bawah Rp5 juta untuk mendorong aktivitas
ekonomi. Pekerja yang menerima bantuan adalah penerima upah yang terdaftar sebagai peserta
aktif BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK).
Pelatihan wirausaha Presiden Joko Widodo pada Agustus 2020 resmi meluncurkan program
tersebut yang awalnya menargetkan 15,7 juta pekerja yang akan menerima bantuan sebesar
Rp2,4 juta itu.
Dalam realisasinya setelah melakukan penyisiran data BPJS Ketenagakerjaan serta disesuaikan
dengan data Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, bantuan itu akhirnya diberikan kepada
12.403.896 orang dengan rata-rata penerima memiliki gaji Rp3,1 juta.
Total 413.649 perusahaan yang karyawannya menjadi penerima program BSU dengan DKI
Jakarta menjadi provinsi yang memiliki penerima bantuan terbanyak yaitu 2.508.979 orang.
Realisasinya sendiri sampai dengan akhir 2020 telah mencapai 98,92 persen dengan sisa dari
anggaran Rp29,4 triliun untuk program itu dikembalikan kepada kas negara.
Terkait peserta yang belum menerima pada 2021, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
mengatakan pihaknya akan berusaha menyalurkan sisa BSU kepada para peserta yang berhak
menerima pada awal tahun ini.
Tidak hanya bantuan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga melakukan berbagai
langkah modifikasi berbagai programnya untuk mengatasi dampak COVID-19, salah satunya
dengan memodifikasi program pelatihan di Balai Latihan Kerja untuk menghasilkan produk yang
dibagikan kepada masyarakat seperti masker, pelindung wajah, baju pelindung dan wastafel.
67