Page 164 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 164

Pembayaran  THR  diyakini  akan  memacu  pertumbuhan  ekonomi.  Foto/Ilustrasi  JAKARTA  -
              Pertumbuhan  ekonomi  diyakini  akan  mendapat  angin  segar  dari  naiknya  konsumsi  rumah
              tangga, dengan adanya pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pekerja. Karena itu,
              pemerintah berharap pembayaran THR dapat dilakukan tepat waktu.

              "Pemenuhan pembayaran THR, tanpa disadari dapat membantu peningkatan perekonomian dari
              sisi permintaan," jelas Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Fadjar Dwi
              Wisnuwardhani di Jakarta, Kamis (22/4/2021).

              Menurut Fadjar, THR merupakan pendapatan non upah. Adapun pekerja/buruh yang berhak atas
              THR adalah Pekerja/Buruh PKWTT (pekerja tetap) dan Pekerja/Buruh PKWT (pekerja kontrak)
              yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih. Pada umumnya, THR
              wajib diberikan oleh Pengusaha kepada Pekerja/Buruh serta Wajib dibayarkan paling lama 7 hari
              sebelum hari raya keagamaan.

              Keputusan  THR  untuk  tahun  ini  sudah  tertuang  dalam  Surat  Edaran  Menaker  RI  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan Pemberian  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  tahun
              2021 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              "Untuk  itu,  dalam  kerangka  pelaksanaan  THR  2021,  walaupun  diberikan  kesempatan  untuk
              melakukan  perundingan  bipartit  antara  pengusaha  dan  perwakilan  pekerja  jika  pengusaha
              merasa tidak mampu, namun terdapat perbedaan dengan aturan 2020," tegasnya.

              Salah satunya mengenai kesepakatan yang dibuat harus tertulis dan memuat waktu pembayaran
              THR keagamaan dengan syarat paling lambat dibayar sebelum hari raya keagamaan tahun 2021
              pekerja/buruh  yang  bersangkutan.  Selain  itu,  perusahaan  harus  dapat  membuktikan
              ketidakmampuan  membayar  THR  2021  secara  tepat  waktu  berdasarkan  laporan  keuangan
              internal perusahaan yang transparan.

              "Apabila besaran nilai THR yang ditetapkan dalam PK, PP, PKB, atau kebiasaan lebih besar dari
              nilai THR di atas, maka THR yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh sesuai dengan PK, PP, PKB
              atau kebiasaan yang telah dilakukan," ungkap Fadjar.

              Fadjar juga mengingatkan, pemberian THR didasarkan pada Pasal 9 PP Nomor 36 Tahun 2021
              tentang  Pengupahan;  dan  Permenaker  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya
              Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Adapun untuk pengawalan pelaksanaan THR,
              dibentuk  posko-posko  THR  2021  yang  bertujuan  untuk  memberikan  pelayanan  informasi,
              konsultasi, pemantauan pelayanan, pengaduan pembayaran THR. "Posko ini bisa diakses melalui
              daring dan luring," tutup Fadjar.

              (fai).






















                                                           163
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169