Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 88

Ringkasan

              Tunjangan Hari Raya (THR) adalah kewajiban perusahaan atau pengusaha untuk dibayarkan
              kepada  pekerja.  THR  pada  masa  pademi  Covid-19  merupakan  salah  satu  daya  pemulihan
              ekonomi nasional, tetapi bagi penerima THR perlu mengelola dengan bijak. Perencana keuangan
              Mike Rini Sutikno mengatakan, THR bukan untuk dihabiskan pada saat hari raya. THR dapat
              dipergunakan untuk biaya pengeluaran setelah hari raya usai. Agar THR tidak cepat habis, perlu
              bijak mengelola THR yang didapatkan pada hari raya.



              PANDEMI BELUM USAI, BAGAIMANA MENGELOLA THR?

              Tunjangan Hari Raya (THR) adalah kewajiban perusahaan atau pengusaha untuk dibayarkan
              kepada  pekerja.  THR  pada  masa  pademi  Covid-19  merupakan  salah  satu  daya  pemulihan
              ekonomi nasional, tetapi bagi penerima THR perlu mengelola dengan bijak.

              Perencana keuangan Mike Rini Sutikno mengatakan, THR bukan untuk dihabiskan pada saat hari
              raya. THR dapat dipergunakan untuk biaya pengeluaran setelah hari raya usai. Agar THR tidak
              cepat habis, perlu bijak mengelola THR yang didapatkan pada hari raya.

              "Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, THR bukan rezeki yang datang untuk dihabiskan
              semua  pada  saat  hari  raya,"  ucapnya  pada  acara  Webinar  dengan  tema  "Cerdas  Kelola
              Tunjangan Hari Raya" yang diselengarakan oleh Kominfo dan Komite Penanganan COVID-19
              Dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

              Dia  menjabarkan,  THR  perlu  dikelola  dengan  bijak  dengan  THR  dibagi  ke  beberapa  pos
              pengeluaran.  Pos  pengeluaran  THR  yang pertama  adalah  untuk  prioritas;  prioritas  ini  bukan
              kebutuhan sehari-hari seperti pengeluaran listrik. Prioritas yang dimaksud Mike adalah untuk
              menabung dana darurat, pelunasan utang, serta investasi untuk masa depan.

              "Dana darurat sangat penting karena masa epidemi ini situasi yang tidak pasti. Proporsi untuk
              pos prioritas ini adalah 10-30% dari THR yang didapat," ucapnya pada Rabu (21/4/2021).

              Mike  menjabarkan  lebih  lanjut,  pos  pengeluaran  THR  selanjutnya  adalah  zakat,  infak,  dan
              sedekah dengan proporsi 10% dari THR. Pengeluaran untuk sajian khas hari raya sebesar 5-
              15% dari THR. Pengeluaran untuk busana dan perlengkapan ibadah dialokasikan sebesar 5-15%
              dari THR yang didapat. "Saat hari raya, tidak perlu semua yang kita pakai mesti baru. Upayakan
              belanja berdasarkan kebutuhan, bukan atas dasar keinginan," terangnya.

              Dia  menambahkan,  dana  THR  dapat  digunakan  untuk  keperluan  lainnya  seperti  liburan,
              halalbihalal,  renovasi  rumah.  "Keperluan  seperti  ini  dialokasikan  hanya  sekitar  10-15%,"
              tutupnya.
              Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK Kemenaker, Dinar Titus Jogaswitani, mengatakan bahwa di
              tengah pademi Covid-19, THR wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja menjelang hari
              raya,  baik  perusahaan  lama  maupun  baru.  "THR  sekurang-kurangnya  dibayarkan  tujuh  hari
              sebelum hari raya," ujarnya pada kesempatan yang sama.

              Dinar menjelaskan, pada pandemi Covid-19 ini, bagi perusahaan yang terkena dampak pademi
              dan tidak mampu membayar THR sesuai dengan waktu yang ditentukan, perusahan tersebut
              tetap wajib membayar THR. Ketentuan bagi perusahaan yang tidak mampu bayar THR tepat
              waktu, maka perlu adanya dialog antara pengusaha dan pekerja untuk kesepakatan tertulis.
              Kesepakatan tertulis dalam bentuk perjanjian antara pekerja dengan pengusaha.




                                                           87
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93