Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 118

Anggota Baleg DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, menekankan, RUU Cipta Kerja
              tidak memiliki urgensi dan kegentingan memaksa di tengah pandemi. "Karena besarnya implikasi
              dari perubahan itu, perlu dicermati satu per satu, hati-hati, dan lebih mendalam, terutama terkait
              hal-hal fundamental yang menyangkut kepentingan masyarakat luas," tuturnya.

              Adapun buruh berencana mogok kerja pada 6-8 Oktober dan berdemo di depan Gedung DPR
              pada saat rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja.

              Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Buruh Indonesia Nining Elitos mengatakan, buruh tidak
              dihadapkan pada pilihan lain selain turun ke jalan dan melawan praktik legislasi yang semena-
              mena. "Pada masa pandemi, ketika rakyat sedang khawatir akan kesehatan dan keselamatan,
              kami dipaksa turun ke jalan. Tidak ada itikad baik dan keseriusan negara untuk peduli dengan
              nasib rakyat," katanya.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan, buruh akan mogok di
              lingkungan perusahaan mereka masing-masing.
              Poin-poin dalam RUU Cipta Kerja yang ditolak buruh di antaranya pengaturan perjanjian kerja
              waktu tertentu (PKWT) dan pekerja alih daya yang fleksibel serta berpotensi membuat buruh
              dikontrak  seumur  hidup.  Buruh  juga  menolak  penghapusan  upah  minimum  sektoral
              kabupaten/kota  (UMSK)  dari  RUU  Cipta  Kerja  serta  menyoroti  berkurangnya  pesangon  bagi
              pekerja yang di-PHK, dari maksimal 32 kali upah menjadi 25 kali upah.

              Menurut Faisal, sejumlah ketentuan dalam RUU Cipta Kerja justru mengancam pertumbuhan
              ekonomi. Sebab, pemutusan hubungan kerja yang lebih mudah dan upah lebih kecil bagi buruh,
              misalnya, menekan konsumsi rumah tangga.

              Konsumsi rumah tangga berperan lebih dari 50 persen dalam produk domestik bruto RI. Pada
              triwulan  11-2020,  konsumsi  rumah  tangga  terkon-traksi  5,51  persen  secara  tahunan,  yang
              menyeret pertumbuhan ekonomi RI menjadi minus 5,32 persen.
              Ketua Badan Legislasi DPR Supratman Andi Agtas, Minggu, mengatakan, Baleg sudah mengirim
              surat kepada pimpinan DPR agar menjadwalkan rapat Badan Musyawarah (Bamus) pimpinan
              DPR Dalam rapat Bamus akan ditentukan jadwal rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja
              menjadi UU Cipta Kerja. (AGE/BOW)































                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123