Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 117

Pemerintah menuntaskan pembahasan awal Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di tingkat
              Badan Legislasi DPR Sabtu (3/10/2020) malam. Keputusan dalam rapat yang dimulai pada Sabtu
              pukul 21.00 WIB itu diambil setelah 63 kali rapat dalam enam bulan terakhir.

              RUU Cipta Kerja tinggal selangkah menuju disahkan menjadi undang-undang (UU)- Jadwal Rapat
              Paripurna  DPR  untuk  mengesahkan  RUU  Cipta Kerja  belum  ditentukan.  Yang  pasti,  sebelum
              masa reses DPR pada 9 Oktober 2020.

              Dalam rapat pada Sabtu malam, dari sembilan fraksi di DPR, hanya dua fraksi yang menolak
              RUU Cipta Kerja disahkan sebagai UU, yakni Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Partai
              Demokrat.

              RUU  Cipta  Kerja  disusun  dengan  mekanisme  omnibus  law  atau  sapu  jagat  yang  materinya
              mencakup 76 UU. RUU ini terdiri dari 15 bab dan 174 pasal.

              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Har-tarto  melalui  siaran  pers,  Minggu
              (4/10),  menyampaikan,  RUU  Cipta  Kerja  diperlukan  untuk  mendorong  pemulihan  ekonomi
              nasional  di  tengah  pandemi.  "RUU  ini  untuk  menyelesaikan  berbagai  permasalahan  yang
              menghambat peningkatan investasi dan pembukaan lapangan kerja," kata Airlangga.

              Namun, Direktur Eksekutif Center of Reform on Econo-mics (Core) Indonesia Moham-mad Faisal
              menekankan,  selama  RI  belum  mampu  menekan  penularan  Covid-19,  investasi  akan  tetap
              terbatas kendati RUU Cipta Kerja  disahkan sesegera mungkin. RUU Cipta Kerja bukan solusi
              pemulihan ekonomi yang efektif, sebagaimana diharapkan pemerintah.

              "Pada dasarnya, masalah utama adalah pandemi Covid-19. Yang seharusnya jadi prioritas utama
              justru tidak ditanggulangi," kata Faisal.

              Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, realisasi investasi pada triwulan 11-
              2020 sebesar Rp 191,9 triliun atau turun 4,3 persen secara tahunan.

              Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Har-tati,
              berpendapat,  jika  RI  tidak  mampu  menjinakkan  Covid-19,  investor  tetap  ragu  menanamkan
              modal meski karpet merah digelar lewat regulasi baru.

              Enny  menambahkan,  kepercayaan  publik  terhadap  pemerintah  menjadi  modal  sosial  bagi
              investor untuk berinvestasi di Indonesia. Padahal, dalam setahun terakhir, kepercayaan kepada
              pemerintah  tercoreng  sejumlah  regulasi  dan  kebijakan  yang  dibentuk  tanpa  mengindahkan
              masukan publik. Regulasi itu antara lain revisi UU No 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan
              Korupsi dan revisi UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

              Langkah pemerintah dan DPR memaksakan pembahasan RUU Cipta Kerja agar segera disahkan
              kian mengurangi rasa percaya publik. Hal ini akan memengaruhi stabilitas sosial dan politik yang
              bisa membuat iklim investasi tidak kondusif.

              Membatasi akses

              Anggota Baleg DPR dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa Amaliah, menyampaikan, pembahasan RUU
              Cipta Kerja pada masa pandemi Covid-19 membatasi akses dan partisipasi masyarakat dalam
              memberi masukan, koreksi, dan penyempurnaan terhadap RUU itu. "Padahal, undang-undang
              ini berdampak bagi banyak orang dan bangsa ini," kata Ledia.

              Ledia menambahkan, RUU Cipta Kerja memuat substansi peraturan yang berpotensi merugikan
              tenaga  kerja  dan  buruh  melalui  perubahan  beberapa  ketentuan  yang  lebih  menguntungkan
              pengusaha.



                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122