Page 196 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 196
Judul Imbas Omnibus Law pada Kemiskinan
Nama Media Jawa Pos
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg4
Jurnalis Tajuk Rencana
Tanggal 2020-10-05 03:54:00
Ukuran 442x92mmk
Warna Warna
AD Value Rp 163.540.000
News Value Rp 490.620.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
PEMERINTAH tampaknya gelap mata dalam upaya menarik investasi, terutama investasi asing.
Dengan dukungan mayoritas fraksi di DPR, omnibus law dipastikan lolos menjadi undang-
undang. Pemerintah meyakini, perubahan mendasar regulasi hubungan industrial menjadi easy
hiringeasyfiringadalah resep cespleng untuk mendatangkan pemodal dan mengungkit
pertumbuhan ekonomi.
Maraknya demo, mogok kerja, dan upah buruh yang kurang kompetitif dibandingkan negara-
negara sosialis memang menjadi salah satu keluhan pengusaha karena menurunkan
produktivitas. Namun, bukan itu alasan utama mereka memilih berinvestasi atau memindahkan
modal ke Vietnam, Kamboja, Filipina, atau Thailand Banyak riset yang menjelaskan bahwa faktor
tenaga kerja bukan penyebab utama seretnya investasi. Ruwetnya perizinan di pusat dan daerah,
konflik pertanahan, banyaknya meja yang butuh sogokan, minimnya dukungan infrastruktur, dan
terutama tingginya bunga deposito di perbankan yang mengakibatkan banyak orang tidak
tertarik menanam modal di Indonesia.
IMBAS OMNIBUS LAW PADA KEMISKINAN
PEMERINTAH tampaknya gelap mata dalam upaya menarik investasi, terutama investasi asing.
Dengan dukungan mayoritas fraksi di DPR, omnibus law dipastikan lolos menjadi undang-
undang. Pemerintah meyakini, perubahan mendasar regulasi hubungan industrial menjadi easy
hiringeasyfiringadalah resep cespleng untuk mendatangkan pemodal dan mengungkit
pertumbuhan ekonomi.
Maraknya demo, mogok kerja, dan upah buruh yang kurang kompetitif dibandingkan negara-
negara sosialis memang menjadi salah satu keluhan pengusaha karena menurunkan
produktivitas. Namun, bukan itu alasan utama mereka memilih berinvestasi atau memindahkan
modal ke Vietnam, Kamboja, Filipina, atau Thailand Banyak riset yang menjelaskan bahwa faktor
tenaga kerja bukan penyebab utama seretnya investasi. Ruwetnya perizinan di pusat dan daerah,
konflik pertanahan, banyaknya meja yang butuh sogokan, minimnya dukungan infrastruktur, dan
terutama tingginya bunga deposito di perbankan yang mengakibatkan banyak orang tidak
tertarik menanam modal di Indonesia.
195