Page 250 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 250

Presiden  KSBSI  , Elly Rosita Silaban mengatakan, ada beberapa alasan pihaknya tidak ikut serta
              dalam aksi unjuk rasa tersebut, yaitu tentang regulasi yang memayunginya.
              "Karena    mogok    tidak  diatur  di  dalam  Undang-Undang  Ketenagakerjaan,"  kata  Elly  melalui
              keterangannya, Minggu (4/10/2020).

              Karena pada dasarnya, mogok hanya boleh terjadi di perusahaan jika terjadi perselisihan antara
              pengusaha dengan buruh yang mengalami deadlock, sehingga penyelesaiannya diperbolehkan
              melakukan aksi mogok.

              Di  sisi  lain,  menurutnta  aksi  mogok  nasional  justru  merugikan  buruh.  Di  mana  buruh  akan
              semakin banyak terancam di-PHK setelah aksi mogok 3 hari tersebut.

              "Sudah  banyak  buruh  kehilangan  pekerjaan.  Karenanya,  saya  yakin  buruh  pun  ketakutan
              kehilangan pekerjaan pasca mogok 3 hari," ucapnya.
              Apalagi,  kata  Elly,  saat  ini  situasi  masih  berstatus  pandemi  Covid-19,  sehingga  sangat
              dikhawatirkan akan menjadi klaster penyebaran baru.

              Polisi  Tak  Akan  Izinkan  Kerumunan  Massa  Saat  PSBB    Sementara  itu,  Polda  Metro  Jaya
              memastikan tidak akan memberikan izin keramaian terkait demonstrasi nasional buruh dalam
              rangka penolakan RUU Cipta Kerja pada 6-8 Oktober 2020.

              Kabid  Humas  Polda  Metro  Jaya  Kombes  Pol  Yusri  Yunus  menyampaikan  pelarangan  izin
              keramaian  itu  lantaran  masih  meningkatnya  kasus  penyebaran  Covid-19  di  DKI  Jakarta  dan
              sekitarnya.

              "Kemarin sudah saya sampaikan, polri tidak akan pernah mengeluarkan izin. Untuk pelaksanaan
              demonstrasi. Sekarang masa PSBB. Covid-19 di Jakarta ini cukup tinggi 1.000 per hari. Jangan
              membuat klaster baru," kata Yusri kepada wartawan di Jakarta, Minggu (4/10/2020).

              Kerumunan Massa Saat Pandemi Covid-19 Bahayakan Kesehatan Masyarakat  Selain Elly, pakar
              kesehatan masyarakat Prof dr Hasbullah Thabrany juga berharap ada kesadaran dari masyarakat
              untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

              Apalagi saat ini kasus Covid-19 masih terus melonjak hingga masuk ke klaster keluarga.

              "Jadi kesadaran masyarakat itu bagian dari kunci," kata Prof Hasbullah.

              Prof Hasbullah mengatakan, upaya pembatasan sosial dari pemerintah tidak akan ada gunanya
              ketika tidak diimplementasikan dengan baik di lapangan hingga kemudian masyarakat juga tidak
              patuh pada protokol kesehatan..






















                                                           249
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255