Page 334 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 334

Ia mengatakan dengan disahkannya RUU Cipta Kerja menjadi UU dalam rapat paripurna nanti
              maka perlindungan terhadap pekerja akan semakin menurun. PKWT dan  Outsourcing  yang
              dibuka seluas-luasnya akan menyebabkan kepastian kerja bagi pekerja akan hilang. Setiap saat
              pekerja diperhadapkan pada perjanjian kontrak kerja yang tertentu waktunya.

              "Demikian  juga  dengan  dipermudahnya  proses  PHK  maka  kepastian  kerja  akan  hilang.  Hak
              konstitusional untuk mendapatkan pekerjaan yang layak akan didegradasi oleh UU Cipta Kerja
              ini," ucapnya.

              Dengan PHK yang mudah dan lebih banyak maka JKP akan membantu para pekerja yang ter
              PHK  tersebut,  dan  ini  akan  memberatkan  program  JKP,  sehingga  pemerintah  harus
              membantunya. Demikian juga dengan diposisikannya upah minimum kabupaten/kota dengan
              kata dapat artinya bisa saja upah minimum kabupaten kota akan digantikan oleh upah minimum
              propinsi. Sudah diketahui bersama bahwa upah minimum propinsi ditetapkan berdasarkan upah
              minimum kabupaten/kota yang paling rendah. Ini artinya di Kota Bekasi akan diterapkan upah
              minimum  kabupaten  Ciamis  yang  nilainya  sekitar  Rp.  2  juta  per  bulan,  jauh  lebih  rendah
              dibandingkan upah minimum kota Bekasi saat ini sebesar Rp. 4,6 juta per bulan.
              "Dengan diterapkannya upah minimum propinsi maka daya beli pekerja akan menurun, dan ini
              merupakan negasi amanat konstitusi yang mengamanatkan hak mendapatkan kehidupan yang
              layak," ucapnya.

              Daya beli yang menurun akan berefek domino terhadap konsumsi, dan produksi, yang berujung
              pada penurunan pertumbuhan ekonomi. Saat konsumsi agregat menurun perputaran barang
              dan jasa akan tersendat karena daya beli masyarakat menurun. Bila pergerakan barang dan jasa
              menurun akan mempengaruhi investasi barang dan jasa tersebut, karena kalau diproduksi tidak
              laku  ya  buat  apa  diproduksi.  Dengan  tingkat  konsumsi  menurun  maka  akan  mempengaruhi
              pertumbuhan ekonomi. Padahal konsumsi menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi
              nasional. "Di satu pihak Pemerintah sedang menggenjot pertumbuhan ekonomi menjadi positif,
              sementara Pemerintah memposisikan konsumsi melemah. Ini kebijakan kontradiktif," ucapnya.

              Editor :  Gora Kunjana  (gora_kunjana@investor.co.id).




































                                                           333
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339