Page 367 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 367

MINTA DATA BSU DIPERIKSA LAGI KE DITJENPAJAK

              Upaya pencegahan korupsi terus digaungkan KPK Yang terbaru, komisi anti rasuah memonitor
              program bantuan subsidi upah (BSU). Dari hasil pantauan sementara, KPK meminta pemerintah
              memeriksa  lagi  data  penerima  BSU  ke  Direktorat  Jenderal  (Ditjen)  Pajak  untuk  memastikan
              bahwa penerima memang benar-benar bergaji di bawah Rp5 juta sesuai kriteria.

              Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan mengatakan penyaluran program tersebut mestinya
              berbasis nomor induk kependudukan (NIK) dan diperiksa lagi dengan data penerima program
              bantuan lain. Salah satunya program Kartu Prakerja.

              "Data (penerima) harus bebasis NIK supaya terjamin orangnya ada," kata Pahala di gedung KPK,
              kemarin (2/10).

              Untuk diketa hui, pemerintah menggelontorkan anggaran Rp37,74 triliun untuk BSU. Bantuan
              mulai disalurkan akhir Agustus lalu kepada pekerja.

              Salah  satu  kriteria  penerima  adalah  gaji  di  bawah  Rp5  juta.  Dari  kriteria  itu,  pemerintah
              menargetkan  15.725.232  pekerja  sebagai  penerima  manfaat  bantuan  tersebut  Besarannya
              Rp600 ribu/bulan selama 4 bulan dan dibayarkan setiap dua bulan.

              Wakil Ketua KPK Nurul Ghu-fron menambahkan pemantauan dilakukan untuk memastikan setiap
              rupiah uang negara dari program tersebut tepat sasaran. Karena itu, pihaknya meminta data
              penerima  BSU  tidakhanyaberdasarpada  data  BPJS  Ketenagakerjaan.  Tapi  juga  dipadankan
              dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DIKS) di Ke-menterian Sosial (Kemensos).

              Selainitu, data penerima juga mestinya dipadukan dengan data penerima Kartu Prakerja di Ke-
              menterian  Koordinator  Bidang  Perekonomian  dan  data  perpajakan,  "Kami  minta  untuk
              dipadankan, dipadukan. Itu semua dalam rangka untuk memastikan (program BSU) efektif dan
              efisien," papar Ghufron dalam konferensi pers bersama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
              Ghufron  menegaskan,  langkah  pemantauanitusekaligus  menjawab pertanyaan  public  tentang
              kinerja  KPK  yang  selalu  mendampingi  program  pemerintah.  Menurut  dia,  pendampingan
              semacam itu lebih baik daripada menangkap. "BagiKPK, lebih baik mendampingi, memastikan
              setiap rupiah sampai kepada rakyat," ungkapnya.

              Sementaraitu, Ida Fauziyah menyebut realisasi penyaluran BSUper30 September lalu sebanyak
              Rp  14,884  triliun  Uang  itu  disalurkan  kepada  12,4jutapekerja.  Tahap  pertama,  penyaluran
              dilakukan dalam lima gelombang. Nah, untuk gelombang kelima, realisasi penerima masih dalam
              proses penghitungan. Diperkirakan selesai dalam beberapa hari ini.

              Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut ada beberapa kendala dalam penyaluran
              BSU. Di antaranya, rekening penerima bantuan yang bermasalah. Seperti rekening duplikasi,
              tutup, tidak valid, pasif dibekukan hingga tidak sesuai NEK Kendala lain adalah data yang dikirim
              BPJS tidak lengkap. "Per 30 September, terdapat 130.183 rekening yang bermasalah," imbuh
              dia.

              Seperti diketahui, pemerintah memperluas sasaran penerima program subsidi gaji untuk para
              guru guru honorer Kementerian Agama (Kemenag) sedang validasi terhadap para guru honorer
              maupun tenaga kependidikan di madara-sah dan perguruan tinggi keagamaan negeri (PTKIN).
              Direktur  Guru  dan  Tenaga  Kependidikan  (GTK)  Madrasah  Kemenag  Muhammad  Zain
              menjelaskan proses validasi data di antaranya untuk memastikan nomor rekening para guru dan
              tenaga  kependidikan.  Data  terkini  di  Simpatika  Kemenag  menunjukkan  guru  honorer  dima-
              drasah mencapai 617.467 orang.

              "Dari jumlah itu, sebanyak 455.216 guru sudah mencatatkan nomor rekeningnya," kata Zain
              kemarin (2/10).
                                                           366
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372