Page 375 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 375

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan para pemberi kerja masih ada
              yang  belum  memberikan  nomor  rekening  para  pekerjanya,  tercatat  900  ribu  pekerja  belum
              menyerahkan rekening.

              "Kami mendapat data 15,7 juta data pekerja, dari situ kami lakukan pengumpulan rekening para
              peserta dan hingga akhir september jumlah rekening yang masuk ke Jamsostek adalah 14,8 juta,
              masih  ada  900  ribu  yang  belum  mengirimkan  rekening  antara  lain  karena  kondisi  geografis
              berada di daerah terpencil," kata Agus.

              Ketiadaan rekening itu menyulitkan koordinasi dan masih banyak juga pekerja yang menerima
              upah tunai sehingga tidak memiliki rekening. Selanjutnya, BPJS Ketenagakerjaan menggunakan
              3 lapisan validasi data.

              "Dari 14,8 juta rekening yang masuk, kami lakukan validasi secara berlapis, ada 3 lapis yang
              kami  lakukan  pertama  validasi  dengan  perbankan  tersebar  di  128  bank  untuk  mencocokkan
              apakah nomor rekening dan nama yang dikirim ke kami sesuai dengan terdaftar di bank, kalau
              tidak valid kami kembalikan ke perusahaan," ungkap Agus.

              Lapisan kedua adalah BPJS Ketenagakerjaan mengecek apakah para pekerja itu benar-benar
              pekerja yang upahnya di bawah Rp 5 juta dan merupakan anggota BPJS Ketenagakerjaan aktif
              hingga Juni 2020. "Bila tidak valid kita  drop,  setelah valid, kita lakukan validasi lapis 3," tambah
              Agus.

              Validasi ke-3 adalah terkait ketunggalan data, artinya seorang pekerja memiliki 1 Nomor Induk
              Kependudukan (NIK), 1 nomor kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan 1 nomor rekening bank.

              "Akhirnya hanya ada 12,4 juta nomor rekening yang valid dan kami serahkan ke Kemenaker
              untuk diproses lebih lanjut. Artinya dari 14,8 juta data yang masuk valid 12,4 juta yang valid.
              Ada 2,4 juta data yang tidak diteruskan, tidak bisa diproses," jelas Agus.

              Dari 2,4 juta data itu ada 1,8 juta karena tidak sesuai kriteria Permenaker, ada 600 ribu gagal
              dikonfirmasi atau divalidasi ulang hingga tenggat waktu terakhir 30 September 2020.

              Agus  pun  mengaku  siap  untuk  melakukan  verifikasi  data  lagi  bila  pemerintah  seperti  yang
              disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto akan melanjutkan program BLT Bantuan
              Subsidi Upah hingga triwulan II 2021.

              "BPJS sangat siap dan mendukung bila ingin berikan bantuan subsidi upah sampai 2021. Kami
              siapkan  data  sesuai  regulasi  yang  ada  karena  itu  penting  para  pekerja  yang  daftar,  bisa
              mendaftar melalui aplikasi atau cabang-cabang kantor kami," tambah Agus.

              Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan mengatakan sampai 29 September 2020 ada 167.314
              pengaduan untuk Kemenaker terkait subsidi upah dan tinggal 56 ribu pengaduan yang belum
              ditindaklanjuti.

              "Kalau kita lihat 55 persen pengaduan karena tidak terima, jangan-jangan mereka ini belum
              terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan atau karena ini disalurkan per  batch  harus sabar, sedangkan
              15 persen baru bertanya persyaratannya apa untuk mendapat subsidi upah," kata Pahala.

              Syarat  penerima  bantuan  upah  adalah  WNI  yang  dibuktikan  kepemilikan  Nomor  Induk
              Kependudukan (NIK), terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan aktif membayar iuran
              sampai Juni 2020, mendapat gaji/upah di bawah Rp 5 juta serta memiliki rekening bank aktif.






                                                           374
   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379   380