Page 453 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 453

negative - Said Iqbal (Presiden KSPI) Jadi tidak ada alasan upah minimum tahun 2020 ke 2021
              tidak ada kenaikan, karena pertumbuhan ekonomi sedang minus
              negative - Said Iqbal (Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) Jadi bukan hal yang
              baru, ketika ekonomi minus, upah tetap dinaikkan



              Ringkasan

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tengah membahas upah minimum provinsi (UMP) dan
              upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun 2021. Direktur Pengupahan, Direktorat Jenderal
              Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Ditjen PHI JSK) Kemnaker,
              Dinar  Titus  Jogaswitani,  mengatakan  sejauh  ini  belum  ada  persiapan,  namun  yang  pasti
              Kemnaker saat ini tengah menggodok peraturan  UMP  dan UMK 2021.


              KEMNAKER GODOK PENETAPAN UMP 2021, BAKAL NAIK BERAPA?

              Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tengah membahas upah minimum provinsi
              (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun 2021. Direktur Pengupahan, Direktorat
              Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial Tenaga  Kerja  (Ditjen PHI  JSK)
              Kemnaker, Dinar Titus Jogaswitani, mengatakan sejauh ini belum ada persiapan, namun yang
              pasti  Kemnaker  saat  ini  tengah  menggodok  peraturan    UMP    dan  UMK  2021.  "Belum  (ada
              persiapan)  nanti  akan  dikeluarkan  melalui  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  yang  saat  ini
              sedang digodok," kata Dinar kepada  Liputan6.com  , Jumat (2/10/2020).

              Lebih  lanjut,  ia  mengatakan  penetapan  upah  minimum  tahun  depan  berdasarkan  Peraturan
              Pemerintah  (PP)  Nomor  78  tahun  2015  tentang  Pengupahan,  sebagaimana  akan  dilakukan
              secara serentak setiap 1 November. Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
              meminta  kenaikan  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  dan  Upah  Minimum  Sektoral
              Kabupaten/Kota (UMSK) tahun 2021 sekurang-kurangnya sebesar 8 persen.

              Di mana kenaikan sebesar 8 persen tersebut, setara dengan kenaikan upah minimum dalam tiga
              tahun terakhir. Demikian disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Sabtu (5/9). Menurut
              Said dengan kenaikan upah minimum sekurang-kurangnya 8 persen tersebut, bertujuan untuk
              menjaga daya beli masyarakat, sekaligus sebagai upaya untuk melakukan recovery ekonomi.
              Sementara, menurut Pengamat Ketenagakerjaan Timboel Siregar, menilai permintaan serikat
              pekerja Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 sebesar 8 persen terlalu tinggi. Ia menyarankan
              penentuan upah minimum berpatok pada inflasi yakni sekitar 1,5-2 persen. Demikian, Timboel
              menyarankan Pemerintah harus lebih bijak saja dalam menaikkan  UMP  di 2021 yang akan
              ditetapkan  1  November  2020.  Agar  dunia  usaha  masih  bisa  beroperasi  dan  pekerja  tidak
              terdampak PHK. Pengamat Ketenagakerjaan Timboel Siregar, menilai permintaan serikat pekerja
              Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 sebesar 8 persen terlalu tinggi.

              "Saya  mau  bilang  8  persen  itu  hitungannya  dari  mana?  Saat  ini  undang-undang  regulasi
              operasional yang existing yang mengatur kenaikan upah minimum itu ada di pasal 44 PP 78
              tahun 2015 yaitu pertumbuhan ekonomi plus inflasi nasional itu rumusnya, cukuplah kita minta
              kenaikan upah periode 2021 disesuaikan saja dengan inflasi yakni 1,5 - 2 persen," kata Timboel
              kepada Liputan6, Jumat (2/10/2020).

              Menurutnya yang terpenting daya beli tidak terhapus oleh inflasi, meskipun para pengusaha
              meminta UMP 2021 0 persen artinya terlalu rendah tidak ada pertumbuhan, dan serikat Pekerja
              meminta 8 persen terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi pandemi covid-19.

                                                           452
   448   449   450   451   452   453   454   455   456   457   458