Page 62 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 62

Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  akan  mengusulkan  sisa  anggaran  subsidi  upah
              dialokasikan  untuk  guru  honorer  baik  di  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  maupun
              Kementerian Agama. "Selisih ini kami sudah koordinasi dengan Kementerian Keuangan, kami
              akan lakukan revisi DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) di Kemenaker akan dikembalikan ke
              Kemenkeu  kemudian  karena  ada  banyak  permintaan  guru  honorer  di  Kemendikbud  maupun
              Kementerian Agama yang berharap dapat manfaat subsidi upah maka kami rekomendasikan dap
              rekomendasikan dapat program yang sama melalui kementerian terkait," kata Ida. Pernyataan
              Ida tersebut dikemukakan saat konferensi pers bersama dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron,
              Deputi Pencegahan KPK Pahala Nai-nggolan dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus
              Susanto mengenai tindak lanjut rekomendasi KPK terhadap program subsidi upah di Jakarta,
              Jumat Menurut Ida, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk penerima subsidi upah adalah
              untuk 15,72 juta pekerja dengan total anggaran Rp37,74 triliun.

              Namun berdasarkan data yang sudah divalidasi BPJS Ketenagakerjaan hingga 30 September
              2020,  hanya  ada  12,4  juta  pekerja  yang  layak  untuk  mendapatkan  subsidi  upah  sehingga
              terdapat selisih anggaran di situ.



              SISA ANGGARAN SUBSIDI UPAH AKAN DIALOKASIKAN UNTUK GURU HONORER

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  akan  mengusulkan  sisa  anggaran  subsidi  upah
              dialokasikan  untuk  guru  honorer  baik  di  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  maupun
              Kementerian Agama. "Selisih ini kami sudah koordinasi dengan Kementerian Keuangan, kami
              akan lakukan revisi DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) di Kemenaker akan dikembalikan ke
              Kemenkeu  kemudian  karena  ada  banyak  permintaan  guru  honorerdi  Kemendikbud  maupun
              Kementerian Agama yang berharap dapat manfaat subsidi upah maka kami rekomendasikan dap
              rekomendasikan dapat program yang sama melalui kementerian terkait," kata Ida. Pernyataan
              Ida tersebut dikemukakan saat konferensi pers bersama dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron,
              Deputi  Pencegahan  KPK  Pahala  Nainggolan  dan  Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan  Agus
              Susanto mengenai tindak lanjut rekomendasi KPK terhadap program subsidi upah di Jakarta,
              Jumat Menurut Ida, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk penerima subsidi upah adalah
              untuk 15,72 juta pekerja dengan total anggaran Rp37,74 triliun.

              Namun berdasarkan data yang sudah divalidasi BPJS Ketenagakerjaan hingga 30 September
              2020,  hanya  ada  12,4  juta  pekerja  yang  layak  untuk  mendapatkan  subsidi  upah  sehingga
              terdapat selisih anggaran di situ.
              "Jika diketahui rekening yang tidak aktif lagi dan tidak bisa disalurkan ke penerima program kami
              ikut saran KPK dan sudah seharusnya kami kembalikan sisa anggaran ke kas negara," tambah
              Ida.

              Pemberian subsidi upah ini menurut Ida, juga membuka kesempatan para guru honorer menjadi
              anggota BPJS Ketenagakerjaan. "Saya kira ini momentum untuk memperluas kepesertaan guru
              honorer atau guru lainnya untuk menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan, pada prinsipnya kami
              berharap  semakin  banyak  manfaat  bisa  dirasakan  masyarakat  yang  terdampak  COVID-19,"
              ungkap  Ida  Namun  hingga  saat  ini,  menurut  Ida,  BPJS  Ketenagakerjaan  masih  melakukan
              validasi  data.  "Begitu  kami  pastikan  rekening  itu  benar-benar  tidak  aktif  selanjurnya  kami
              kembalikan  ke  kas  negara,  tentu  masih  ada  kesempatan  ke  Pak  Agus  (Dirut  BPJS
              Ketenagakerjaan) untuk menyerahkan data rekeningnya melakukan verifikasi data," ungkap Ida.

              Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan  Agus Susanto mengatakan para pemberi kerja masih ada
              yang  belum  memberikan  nomor  rekening  para  pekerjanya,  tercatat  900  ribu  pekerja  belum
              menyerahkan rekening. "Kami mendapat data 15,7 juta data pekerja, dari situ kami lakukan
              pengumpulan rekening para peserta dan hingga akhir september jumlah rekening yang masuk

                                                           61
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67