Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 76

Ringkasan

              Pemerintah  bersama  dengan  Badan  Legislasi  DPR  telah  menyepakati  substansi  Rancangan
              Undang-Undang Cipta Kerja. Kesepakatan ini dicapai dalam Rapat Kerja Badan Legislasi DPR
              dengan pemerintah untuk pengambilan keputusan terhadap Pembicaraan Tingkat I RUU Cipta
              Kar -ya, pada Sabtu (3/10) lalu. Selanjutnya, RUU Cipta Karya akan dibawa ke Rapat Paripurna
              untuk pengambilan ke -putusan dan mendapatkan pengesahan pada Kamis (8/ -10/2020).



              PASAR DIPREDIKSI SAMBUT POSITIF RUU CIPTA KERJA

              Pemerintah  bersama  dengan  Badan  Legislasi  DPR  telah  menyepakati  substansi  Rancangan
              Undang-Undang CiptaKerja.

              Kesepakatan  ini  dicapai  dalam  Rapat  Kerja  Badan  Legislasi  DPR  dengan  pemerintah  untuk
              pengambilan keputusan terhadap Pembicaraan Tingkat I RUU Cipta Karya, pada Sabtu (3/10)
              lalu.  Selanjutnya,  RUU  Cipta  Karya  akan  dibawa  ke  Rapat  Paripurna  untuk  pengambilan
              keputusan dan mendapatkan pengesahan pada Kamis (8/ -10/2020).

              Chief  Economist  Tanam  Duit  Ferry  Latuhihin  mengatakan,  pasar  diprediksi  akan  menyambut
              positif Omnibus Law Cipta Kerja karena akan menarik investasi langsung. Dampak lainnya juga
              diyakini akan membuat Outlook 2021 untuk Indonesia 'menjadi jauh lebih baik.

              "Omnibus  Law  untuk  Cipta  Kerja  yang  akan  diverifikasi  DPR  tanggal  8  Oktober  menurut  JP
              Morgan bisa mengangkat indeks menembus level 6.000. Karena bila disetujui, Omnibus Law
              Cipta Kerja akan menarik FDI," ujar Ferry di Jakarta kemarin.

              Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto
              mengatakan, pihaknya mencekung RUU Cipta Kerja selama kepentingan pengusaha di dalam
              negeri  juga  tetap  terakomodasi.  "Termasuk  kepentingan  pengusaha  kecil  UMKM  tentu  saja.
              Kalau pemerintah melihat ini baik, tentu kita akan mendukung yang terbaik untuk kepentingan
              bangsa," ujarnya kepada SINDO Media di Jakarta kemarin.

              Di  sisi  lain,  Carmelita  yang  juga  ketua  umum  Indonesian  National  Shipowner  Si  Assotiation
              (INSA),  menegaskan  pihaknya  mendukung  RUU  Cipta  Kerja,  selama  kepentingan  sektor
              pelayaran dalam negeri tetap berdaulat di wilayah NKRI. "Ini bukan berarti kita antiasing, tapi
              harusnya  laut  dan  sumber  dayanya  dioptimalkan  untuk  kepentingan  nasional  dengan
              perdagangan domestiknya dilayani kapal merah putih," ajarnya.

              Dia menambahkan, pihaknya akan terus mendukung pelaksanaan iklim berusaha yang efektif
              dan efisien sehingga memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat. "Kalau manfaatnya
              banyak, sudah barang tentu kita akan selalu mendukung. Yang penting itu tadi, pengusaha lokal
              diutamakan," katanya.

              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  yang  mewakili  pemerintah
              meyakini,  RUU  Cipta  Kerja  akan  bermanfaat  besar  untuk  mendorong  pemulihan  ekonomi
              nasional dan membawa Indonesia memasuki era baru perekonomian global, untuk mewujudkan
              masyarakat  yang  makmur,  sejahtera,  dan  berkeadilan.  "RUU  Cipta  Kerja  akan  mendorong
              reformasi  regulasi  dan  debirokratisasi,  sehingga  pelayanan  Pemerintahan  akan  lebih  efisien,
              mudah, dan pasti, dengan adanya penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK)dan
              penggunaan sistem elektronik," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya kemarin.

              Selama ini, lanjut dia, masalah yang kerap menghambat peningkatan investasi dan pembukaan
              lapangan kerja, antara lain proses perizinan berusaha yang rumit dan lama, persyaratan investasi
              yang  memberatkan,  pengadaan  la  han  yang  sulit,  pemberdayaan  UMKM  dan  koperasi  yang

                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81