Page 109 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 109

PATOK UMP WAJIB PAKAI PP 36

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menegaskan  bahwa  semua  kepala  daerah  wajib
              menerapkan aturan turunan UU Cipta Kerja dalam menetapkan upah minimum provinsi (UMP)
              2022. Aturan yang dimaksud adalah PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Penegasan  Kemnaker  sekaligus  menjawab  kisruh  revisi  UMP  yang  dilakukan  Gubernur  DKI
              Jakarta Anies Baswedan.

              Diketahui, Anies merevisi sendiri peraturan gubernur soal kenaikan UMP dari semula Rp 37 ribu
              menjadi Rp 200 ribu, sehingga UMP DKI menjadi Rp 4,6 juta.

              "Pemerintah konsisten untuk menerapkan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan
              mewajibkan semua kepala daerah untuk melakukan hal yang sama," kata Dirjen PHI dan Jamsos
              Kemnaker Indah Anggoro Putri dalam ketrangannya, Jumat (24/12).
              Indah mengatakan, bahwa dalam mengawal pelaksanaan pengupahan, dinas ketenagakerjaan
              wajib memberikan pemahaman kepada pengusaha dan pekerja/buruh bahwa upah minimum
              (UMP dan UMK) adalah safety net yang diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja kurang dari
              12 bulan.

              "Sedangkan,  tenaga  kerja  yang  sudah  bekerja  lebih  dari  12  bulan  diberlakukan  ketentuan
              struktur dan skala upah," jelasnya.

              Indah menekankan, ketika terjadi perselisihan mengenai pengupahan, dinas ketenagakerjaan
              mesti mendorong pihak yang berselisih untuk berdialog secara bipartit maupun tripartit.

              "Pemerintah  daerah  wajib  mengedepankan  mekanisme  tripartit  dalam  penyelesaian
              permasalahan terkait ketenagakerjaan," ujarnya.

              Putri  menambahkan,  bahwa  selain  upah  minimum,  saat  ini  pemerintah  harus  mendorong
              implementasi struktur dan skala upah di perusahaan-perusahaan.
              "Pemerintah  wajib  memediasi  perusahaan/  pemberi  kerja  untuk  segera  menyusun  dan
              menetapkan struktur skala upah dan melakukan pembinaan teknis melalui fasilitasi, konsultasi,
              pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan," terangnya.

              Dalam hal pembinaan teknis telah dilakukan secara optimal dan belum membuahkan hasil sesuai
              yang diharapkan, lanjut Putri, maka dilakukan pengawasan teknis.

              "Pengawasan teknis meliputi dampak pelaksanaan kewenangan bidang ketenagakerjaan yang
              sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, maka pemerintah melakukan pengawasan teknis
              melaluireviu, monitoring, dan evaluasi," tuturnya.

              Jika  pengawasan  teknis  tersebut  belum  membuahkan  hasil,  lanjut  Indah,  maka  dilakukan
              tahapan teknis selanjutnyaberupa pemeriksaan reguler dan/atau pemeriksaan khusus.

              "Dari  hasil  pemeriksaan  yang  terakhir  ini,  jika  terbukti  terdapat  kesalahan  maka  untuk
              selanjutnya digunakan oleh pemerintah menegakkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
              perundang-undangan," pungkasnya. (der/ftn)








                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114