Page 163 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 163

PENGAMAT: KERICUHAN BURUH DI BANTEN BAKAL MELUAS KE SELURUH
              PROVINSI DI INDONESIA
              Aksi unjuk rasa yang berakhir dengan pendudukan kantor Gubernur Provinsi Banten beberapa
              hari yang lalu, diprediksi akan meluas ke seluruh provinsi di Indonesia.

              Pasalnya,  sikap  Gubernur  dalam  menjalankan  Peraturan  Pemerintah  No.  36/2021  tentang
              Pengupahan,  tidak  konsisten.  Hal  ini  karena,  ada  Gubernur  yang  memanfaatkan  isu  upah
              minimum provinsi sebagai komoditas politik demi meraup suara pada Pilpres 2024 mendatang.

              Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul, tidak heran jika belakangan aksi
              buruh marak terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya sikap Gubernur yang tidak gentle dalam
              menyikapi tuntutan buruh.

              Alih-alih sebagai pendengar suara aspirasi buruh yang baik, Gubernur menghalalkan segala cara
              hanya demi perolehan suara dari kaum buruh. Menurutnya, kejadian di Banten merupakan efek
              domino dari mbalelonya Gubernur DKI Jakarta soal penetapan upah buruh.

              "Kita bisa melihat, pertama Anies menetapkan sesuai dengan keinginan buruh, lalu ditolak buruh
              diserahkan kembali ke Pusat. Selanjutnya Anies menetapkan kenaikan 5,6% yang tidak sesuai
              dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan," jelasnya.

              Menurutnya,  Pemprov  adalah  kepanjangan  tangan  dari  pemerintah  pusat.  "Kalau  Anies
              menetapkan upah buruh tapi tak sesuai dengan peraturan Pusat, dia ngikutin siapa?," katanya,
              Sabtu (25/12/2021).

              Padahal,  lanjut  Adib,  kelakuan  Anies  berpotensi  menyebabkan  terjadinya  chaos  di  wilayah
              provinsi lainnya. Sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kental dengan nuansa politis. Alih-
              alih mengakomodir aspirasi buruh, hanya demi panen popularitas.
              "Banten misalnya, kita tahu sikap Gubernur Banten Wahidin Halim yang menolak merevisi UMP
              karena dia mengikuti aturan main dari Pemerintah Pusat. Dia pun sadar betul bahwa posisinya
              tidak memungkinkan untuk melakukan revisi, karena berpotensi melanggar penetapan aturan
              pemerintah pusat yang berujung pada perkara hukum," ujarnya.

              Namun, lanjutnya, karena sikap Anies Baswedan yang memanfaatkan buruh ini demi popularitas,
              maka  dianggap  langkah  Gubernur  Banten  sebagai  langkah  yang  tidak memihak  kepentingan
              buruh.  Tentu  saja,  menurut  Adib,  sikap  Anies  Baswedan  yang  menjadikan  isu  UMP  sebagai
              komoditas politik menuju Pilpres 2024 bakal mendorong aksi-aksi unjuk rasa buruh di provinsi
              lainnya.

              "Saya pikir, sudah saatnya juga pemerintah pusat mengambil sikap tegas terhadap Gubernur
              yang mbalelo, agar kejadian di Banten tidak meluas ke provinsi lainnya," pungkasnya.***.


















                                                           162
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168