Page 90 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 90

Dari kabar yang beredar, alasan rencana mogok adalah soal pemangkasan gaji yang dilakukan
              manajemen Pertamina.
              Pekerja  yang  tergabung  dalam  PSPPB  mengklaim  memahami  situasi  perusahaan  di  tengah
              pandemi Covid-19. Namun yang dipersoalkan pekerja adalah pemangkasan gaji justru dilakukan
              ketika perusahaan membukukan kinerja positif.

              FSPBB menyebut, situasi pandemi Covid-19 dan diberlakukannya kebijakan bekerja dari rumah
              (work from home) tidak bisa jadi alasan pemotongan penghasilan para karyawan.

              Di sisi lain yang membuat pekerja kecewa adalah gaji dan tunjangan direksi yang tidak dipotong.
              FSPPB  menuntut  manajemen  Pertamina  membayarkan  gaji  karyawan  sesuai  dengan  PKB
              (Perjanjian Kerja Bersama).

              Isi  surat  FSPPB  Berdasarkan  surat  pemberitahuan  rencana  mogok  itu,  ada  lima  poin  yang
              menjadi alasan aksi tersebut dilakukan.

              Pertama, tidak tercapainya kesepakatan untuk melakukan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di
              Pertamina antara pengusaha dan pekerja yang diwakili oleh FSPPB.

              Kedua, pengusaha dan pekerja yang diwakili oleh FSPPB gagal melakukan perundingan. Ketiga,
              tidak  adanya  itikad  baik  dari  Direktur  Utama  Pertamina  Nicke  Widyawati  untuk  membangun
              industrial peace atau hubungan kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.

              Keempat, tidak diindahkannya berbagai upaya damai yang sudah ditempuh oleh FSPPB.

              Serta kelima, diabaikannya tuntutan kepada Menteri BUMN untuk mengganti Direktur Utama
              Pertamina Nicke Widyawati dengan yang lebih baik.

              TPPI FSPPB dalam suratnya menegaskan waktu mogok kerja dapat dihentikan sebelum jangka
              waktu yang disampaikan apabila tuntutan yang disampaikan dalam surat kepada Menteri BUMN
              telah  dipenuhi.  Bisa  pula  dengan  perusahaan  bersedia  melakukan  perundingan  berdasarkan
              syarat-syarat yang pernah FSPPB sampaikan kepada Direktur SDM Pertamina pada agenda pra
              perundingan PKB yang berlangsung di Cirebon pada tanggal 8-10 Desember 2021.

              Sabotase ke pemerintah Sebelumnya Sekjen Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Tri Sasono
              mengkritik rencana tersebut. Menurut Tri, aksi ini bisa berdampak pada pasokan dan distribusi
              BBM untuk masyarakat.

              Sebab,  di  penghujung  tahun  ini,  banyak  masyarakat  yang  akan  melakukan  mobilitas,  dan
              tentunya membutuhkan kesiapsiagaan dari pertamina dalam hal ketercukupan BBM.

              "FSP  BUMN  Bersatu  meminta  kepada  para  pekerja  di  Pertamina  untuk  tidak  melakukan
              pemogokan, apalagi ini sudah mendekati masa liburan panjang di mana stok BBM harus cukup
              tersedia," kata Tri dalam keterangan yang diperoleh Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

              Tri melanjutkan, tujuan dari perjuangan pekerja adalah hak-hak normatif untuk kesejahteraan
              para  pekerja  bukan  untuk  tujuan  meminta  mencopot  direktur  utama  Pertamina.  Pergantian
              direksi di BUMN bukan lagi ranah dari serikat pekerja tapi merupakan hak dari pemegang saham
              dalam hal ini Kementerian BUMN.

              "Ini (mogok kerja) bisa dikatakan sebagai bentuk sabotase kepada pemerintah," kata Tri.

              "Apalagi dengan ancaman pemogokan di Pertamina. Ini sudah sangat kontraproduktif nantinya,"
              lanjutnya. (Kompas.com/Tribunnews.com).



                                                           89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95