Page 101 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2021
P. 101

DANA JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN DEFISIT

              Jakarta - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengakui dana jaminan hari
              tua (JHT) masih defisit. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan dana (RKD) yang di bawah 100
              persen sejak 2018 hingga Februari 2021.

              Riciannya, rasio kecukupan dana pada Desember 2018 sebesar 96,6 persen, Desember 2019
              sebesar  96,9  persen,  Desember  2020  sebesar  95,9  persen,  dan  Februari  2021  sebesar  95,2
              persen.

              Rasio  kecukupan  dana  bisa  dikatakan  sebagai kemampuan  lembaga  atau  perusahaan  dalam
              memenuhi  kewajibannya  kepada  peserta  atau  kemampuan  manajemen  dalam  mendanai
              program pensiunnya.

              "Apa yang menyebabkan defisit? Dari dana yang kami miliki, 100 persen yang kami miliki, ada
              23 persen dana yang kami kelola di instrumen saham dan reksa dana," ucap Anggoro dalam
              rapat kerja bersama Komisi IX, Selasa (30/3).

              Menurut Anggoro, instrumen saham dan reksa dana memiliki risiko pasar yang membuat dana
              investasi BPJS Ketenagakerjaan turun atau unrealized loss .

              Unrealized loss juga bisa disebut sebagai penurunan nilai aset investasi saham atau reksa dana
              sebagai dampak dari fluktuasi pasar modal yang tidak bersifat statis.

              "Kalau dilihat sejak Desember 2017 itu IHSG masih 6.335, rasio kecukupan dana JHT itu masih
              101 persen. Juli 2018 IHSG turun ke 5.900 maka dana JHT itu 94,7 persen pada Juli 2018.
              Februari  2021  IHSG  sudah  bergerak  naik  ke  6.200,  maka  rasio  kecukupan  dana  meningkat
              menjadi 95,2 persen," jelas Anggoro.

              "Kami bisa melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi atau investasi langsung.
              Sehingga secara perlahan kami akan rekomposisi aset yang ada untuk meminimalisir risiko pasar
              yang terjadi saat ini," jelas Anggoro.

              Selain itu, Anggoro juga akan melakukan koordinasi dengan pihak emiten yang masuk dalam
              portofolio  saham  BPJS  Ketenagakerjaan.  Manajemen  akan  berdiskusi  khususnya  dengan
              perusahaan-perusahaan yang sahamnya turun beberapa waktu terakhir.

              "Sehingga kami tahu bagaimana strategi emiten itu ke depan, agar kami tahu bagaimana prospek
              dari  saham  yang  kami  pegang  tersebut  dan  kami  bisa  putuskan  bagaimana  saham  tersebut
              apakah rekomposisi atau masih bisa kami hold sampai waktu yang kami lihat punya prospek,"
              kata Anggoro.

              (aud/agt).




















                                                           100
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106