Page 156 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 156
per hari.
Lantaran hidup tidak jelas di penampungan, akhirnya kelima calon PMI ini merencanakan kabur.
Mereka sudah berkemas, tetapi petugas Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)
lebih dahulu datang menggerebek lokasi pada Senin, dua pekan lalu. Sayangnya, Mego dan
Sunoto berhasil melarikan diri.
Menurut Kepala BP2MI, Benny Ramdhani, dari peng gerebekan terdapat berkas dua perusahaan
bernama PT Sentosa Karya Aditama dan PT Al Zaidi Ihkhwan.
Di lokasi, BP2MI sudah mengaman kan barang bukti berupa 232 dokumen berisi nama-nama
calon PMI yang akan diberangkatkan ke negara tujuan. Adapun status PT Sentosa Karya
Aditama ketika dicek masih aktif dan mengantongi Surat Izin Perusahaan Penempatan Pekerja
Migran (SP3MI). Namun untuk PT Al Zaidi Ikhwan, izinnya telah dicabut oleh Kementerian Ke
tenagakerjaan sejak 14 Februari 2020. "Mereka mau ketemu buat klarifikasi, saya enggak mau.
Saya bilang, silakan ke Bareskrim, karena kita su dah laporkan semuanya ke Bareskrim Polri,"
ujar Benny.
GATRA menyambangi kantor PT Sentosa Kar ya Aditama di Jalan RH Umar Nomor 10A, Jaka
Mulya, Bekasi Selatan, Bekasi, Selasa kemarin. Wujudnya tidak seperti per kanto ran, hanya
rumah besar bercat biru ber lantai dua dengan pa gar menjulang tinggi sekitar dua meter.
Dari sela-sela pagar, tak banyak terlihat aktivitas layaknya sebuah kantor. Tak lama berselang,
seorang pria paruh baya dengan kemeja putih datang menghampiri, membuka pagar, dan
menyapa. Ia mengaku bernama Andi, dari bagian ke uangan kantor. Namun enggan
berkomentar
banyak. "Cuma sekitar lima-enam orang [di dalam]. Ada renovasi juga, ada tukang," katanya
ke pa da GATRA.
Humas PT Sentosa Karya Aditama, Muhammad Yuto, yang dihubungi secara ter pisah,
menyangkal keterlibatan pihaknya dalam kasus penyaluran PMI secara ilegal yang terjadi di
Bogor dua pekan lalu. "Kami tidak pernah terlibat dan tidak memiliki hubungan hukum apa pun
kepada yang bersangkutan, yang bernama Mego," tuturnya kepada Muhammad Almer Sidqi dari
GATRA. Ia mengaku sudah melapor ke Ba res krim.
Langkah BP2MI dalam menggerebek tem pat penampungan calon Pekerja Migran Indonesia
(PMI) nonprosedural atau ilegal te rus berlanjut. Sehabis di Perumahan Permata Cibubur,
Cileungsi, Bogor, berlanjut di Apartemen Bogor Icon, Gedung Alphine, Bukit Cimanggu, Bogor,
Jawa Barat, Jumat dua pekan lalu. Dalam penggerebekan, ditemukan 19 calon pekerja migran
dan dievakuasi untuk di aman kan. Dari 19 calon PMI, tiga di antaranya adalah perempuan.
Rencananya, mereka akan diberangkatkan ke Thailand oleh dua perusahaan berbeda, yakni PT
Duta Buana Bahari dan Nadies Citra Mandiri. Namun, kedua perusahaan ini tidak terdaftar secara
resmi. Oleh karena itu, BP2MI pun kembali melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim
Polri.
Kanit IV TPPO Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kompol Chuck
Putranto, mengatakan bahwa sejauh ini hasil pemeriksaan menunjukkan kasus ter sebut tidak
terpenuhi unsur Tindak Pidana Per da ga ngan Orang (TPPO) dan pidana PMI, tetapi hanya
dugaan penipuan. "Kami lagi membuat la poran hasil penyelidikannya, kemudian kami buat
surat karena BP2MI yang serahkan ke kami, jadi
kami harus buat surat ke sana," ujarnya saat di hubungi Erlina Fury Santika dari GATRA, Senin
malam lalu. Chuck menjelaskan mengapa
155